“Lebih baik memaksa orang masuk surga daripada membebaskan mereka masuk neraka.” Pernah dengar pernyataan itu? Itu adalah pernyataan yang sering diungkapkan oleh orang-orang yang suka memaksa orang lain untuk beribadah.
Dari sudut pandang akidah sekalipun logika itu ngawur. Secara akidah tidak mungkin manusia bisa memaksa orang masuk surga, karena surga itu hak Allah, bukan hak manusia. Orang yang beribadah karena paksaan manusia bukanlah orang yang tunduk pada Allah. Maka seluruh amalnya akan ditolak. Jadi, memaksa orang masuk surga adalah tindakan sesat nalar, juga sesat akidah.
“Tidak apa-apa, awalnya terpaksa, kemudian nanti akan terbiasa, lalu menghayati.”
Tidak ada jaminan prosesnya akan seperti itu. Bahkan tidak sedikit yang berproses sebaliknya, dari taat ibadah dan beriman, kemudian menjadi tidak beriman. Ada hadist yang menyatakan, akan datang suatu masa di mana hari ini seseorang beriman, esoknya ia kafir, dan sebaliknya. Iman itu disadari bisa berubah-ubah, bolak-balik. Siapa yang bisa mengubahnya? Orang itu sendiri, bukan orang lain.
Orang dipaksa beribadah. Harapannya ia akan terbiasa. Kalau tidak kunjung terbiasa juga, paksa terus. Maka prinsip ini sebenarnya menginginkan agar paksaan itu selalu ada. Untuk apa? Untuk Tuhan? Bukan. Tuhan tidak memaksa, Tuhan membebaskan. Man yasya’ fal yu’min, wa man lam yasya’ falyakfur. Barang siapa yang mau, maka ia beriman, dan barang siapa yang tidak mau, maka dia kafir.
Jadi mengapa orang-orang itu memaksa, padahal Tuhan sendiri tidak memaksakan? Mereka takut kesepian. Mereka adalah orang-orang yang mengira banyak itu benar. Kalau ada banyak orang beribadah bersamanya, maka ia akan yakin bahwa ia berada di jalan yang benar. Kalau ia hanya sendiri, mungkin ia akan celingukan. “Kok cuma aku yang melakukan ini? Jangan-jangan aku ini sesat.”
Saya dulu banyak menyaksikan orang-orang Iran yang di negara mereka dipaksa beribadah. Bagi perempuan khususnya, mereka dipaksa berjilbab. Begitu mereka pergi ke luar negeri, lepaslah semua paksaan Maka banyak perempuan Iran itu buka jilbab begitu mereka ke luar negeri. Ah, Iran, mereka kan Syiah. Hehehehe. Orang Saudi juga banyak yang begitu.
Jadi, lebih baik bila syariat tidak dipaksakan, agar jelas mana orang-orang yang tunduk dan mana orang-orang munafik.[]
*) Pertama kali diterbitkan di blog Kang Hasan