Hingga sekarang saya masih bertanya mengapa kelompok Islamis mendukung Prabowo di mana di situ sekarang berkumpul keluarga Soeharto? Bukankah dulu Soeharto dianggap anti-Islam? Apa yang sesungguhnya terjadi?
Dekade 1970-an dan 1980-an menyaksikan munculnya berbagai komunitas dakwah di tengah masyarakat urban. Para penggeraknya adalah mantan tokoh Masyumi dan DI. Selain mengajarkan pentingnya kembali ke Al-Quran dan As-Sunnah, mereka secara diam-diam tetap mewariskan semangat antipati terhadap pemerintah.
Semangat antipati itu sempat memuncak dalam bentuk aksi teror. Yang paing terkenal adalah Komando Jihad. Tapi di luar itu, berbagai bentuk agitasi dilakukan, khususnya di masjid-masjid. Sebagai akibatnya, tidak sedikit yang ditangkap, seperti terjadi dengan aktivis masjid Al-Istiqomah di Bandung pada awal 1980-an. Tentu saja puncaknya adalah kasus Tanjung Priok pada 1984 di mana tentara merangsek masuk ke dalam masjid dan menangkapi orang-orang di sana yang dituduh mau melakukan makar.
Pada periode awal kekuasaannya Soeharto memang anti-Islam, lebih tepatnya anti-Islam politik. Sebagai seorang Jawa sekuler dia berharap agama, khusunya Islam, tidak perlu ikut campur dalam politik. Baginya, agama cukup dipraktikkan dalam ibadah sebagai keyakinan personal.
Akan tetapi, Soeharto kemudian berubah. Pada akhir 1980-an dia mulai berpikir untuk lebih akomodatif terhadap Islam politik. Hasilnya kelihatan setelah Pemilu 1992. Pemerintahan menjadi “ijo royo-royo”. Para aktivis Islam berlatar belakang Masyumi dan DI mulai masuk menjadi bagian dari sistem kekuasaan.
Perubahan orientasi politik Soeharto mengubah secara radikal sikap kelompok Islamis. Jika sebelumnya adalah pembenci Soeharto, sejak awal 1990-an mereka justru menjadi pecinta Soeharto. Terus terang saya belum menemukan alasan yang kuat mengapa hal ini terjadi selain kekuasan. Bagaimana mungkin sikap benci ditukar dengan sikap cinta secara cepat hanya karena mereka dikasih jabatan dalam pemerintahan?
Pertanyaan saya terhadap generasi Islamis era 1990-an tersebut masih relevan. Bagaimana mungkin hari ini para aktivis PKS dan juga beberapa mantan tokoh HTI–yang ke mana-mana mengusung bendera Islam–mendukung Prabowo di mana di situ sekarang berkumpul keluarga Soeharto? Apa yang telah dilakukan oleh Prabowo dan keluarga Soeharto sesungguhnya terhadap Islam?
Terus terang hingga sekarang jawaban yang muncul di depan saya hanya soal kekuasaan. Saya belum mendapatkan alasan lain yang lebih meyakinkan. Sereceh itu kah?