Memahami Makna Ibadah, Ini Empat Inti dari Semua Ibadah

Memahami Makna Ibadah, Ini Empat Inti dari Semua Ibadah

Manusia diciptakan Allah SWT untuk beribadah kepada-Nya. Ibadah di sini tidak hanya dalam bentuk ritual, tetapi juga sosial.

Memahami Makna Ibadah, Ini Empat Inti dari Semua Ibadah

Manusia diciptakan Allah SWT untuk beribadah kepada-Nya. Ibadah di sini tidak hanya dalam bentuk ritual, tetapi juga sosial. Islam mewajibkan pemeluknya untuk melaksanakan ibadah ritual, seperti shalat lima waktu, puasa, zakat, haji, dan seterusnya, tetapi saat bersamaan juga meminta manusia untuk menunaikan ibadah sosial, semisal membantu orang lain, melindungi lingkungan, dan lain-lain.

Karenanya, sebagai muslim, kedua hal ini mesti seimbang. Tidak bisa hanya sebatas melakukan ibadah yang ritual, tapi mengabaikan ibadah sosial. Begitupun sebaliknya, jangan hanya fokus pada ibadah sosial, tapi lupa ibadah ritual.

Inti dari ibadah sebenarnya adalah kepasrahan  terhadap Allah SWT dalam hal apapun. Syekh Nawawi al-Banteni dalam Nashahihul ‘Ibad menjelaskan ada empat unsur penting dalam ibadah. Keempat hal itu ialah:

جميع العبادات من العبودية أربعة الوفاء بالعهود والمحافظة على الحدود والصبر على المفقود والرضا بالموجود

“Semua ibadah yang ada mengandung empat unsur penghambaan, yaitu: memenuhi janji, menjaga batas-batas ketentuan hukum, sabar terhadap sesuatu yang hilang, ridha terhadap semua kondisi yang ada.”

Inti dari ibadah setidaknya ada empat menurut Syekh Nawawi al-Banteni, pertama ialah memenuhi janji. Ketika kita menjadi muslim, kita terikat pada janji untuk taat dan beriman kepada Allah SWT. Janji itu harus ditunaikan dengan cara mengerjakan perintah Allah dan meninggalkan larangannya.

Maka dari itu, inti ibadah berikutnya adalah menjaga batas-batas ketentuan hukum. Agama sudah memberikan Batasan mana yang dilarang dan mana yang dibolehkan. Kita tidak boleh keluar atau menabrak batas itu. Patuhi setiap aturan yang ada.

Ketiga, sabar terhadap sesetua yang hilang. Setiap manusia pasti akan ditimpa kehilangan. Minimal kehilangan salah satu anggota keluarga. Apalagi setiap makhluk Tuhan pasti akan mati. Tidak ada yang abadi. Karenanya, ketika ditimpa musibah, khususnya kehilangan, kita harus ikhlas menerimanya.

Keempat, ridha terhadap semua kondisi yang ada. Kita dianjurkan untuk usaha semaksimal mungkin. Tapi kita juga harus ingat, hasil dari usaha itu belum tentu terwujud. Beberapa orang berusaha, malah tidak membuahkan hasil sama sekali. Ketika kita berada dalam situasi seperti ini: sudah usaha, tapi belum berhasil, ingatlah bahwa semua itu sudah ditentukan Tuhan dan kita mesti ridha terhadap apa yang sudah ditakdirkan Tuhan.