Malam Puncak Haul Gus Dur Yogyakarta Bawa Misi Islam dan Kebudayaan

Malam Puncak Haul Gus Dur Yogyakarta Bawa Misi Islam dan Kebudayaan

Malam Puncak Haul Gus Dur Yogyakarta Bawa Misi Islam dan Kebudayaan

Malam Puncak satu dekade Haul Gus Dur yang dilaksanakan di PP Sunan Pandanaran Yogyakarta pada hari Kamis tanggal 27 Februari 2020 mengusung tema besar keselarasan antara agama dan kebudayaan. Peringatan haul ini diselenggarakan dengan rangkaian kegiatan yang diorganisir oleh Komunitas Santri Gus Dur Yogyakarta.

Sejak Rabu malam sebelum malam puncak, diadakan pembacaan khatmil Qur’an 30 juz oleh santri PP Sunan Pandanaran yang dihadiahkan khusus untuk sang tokoh bangsa tersebut. Dilanjutkan keesokan harinya (Kamis 27/02) dengan acara bertajuk 1000 Santri Melukis Gus Dur yang diikuti oleh 1000 santri Sunan Pandanaran dan masyarakat umum. Rangkaian acara ini bertempat di Aula Al-Jauharoh komplek 3 PP Sunan Pandanaran.

Tema yang diusung pada Haul Gus Dur tahun ini adalah Menggerakkan Kebudayaan, Meneguhkan Kemanusiaan. Tema ini lantas diterjemahkan lewat penampilan-penampilan kebudayaan yang unik. Salah satunya adalah pembacaan tilawah Al-Quran dengan langgam Jawa oleh Aina Masrurin, musyrifah Pondok Pesantren Bumi Cendekia Sleman Yogyakarta.

Selain pembacaan Al-Quran langgam Jawa, acara puncak Haul Gus Dur ini juga dimeriahkan oleh kelompok Angklung Santri “Dhoroba Zaidun” dari Pondok Pesantren As-salafiyah Mlangi.

“Gus Dur adalah ulama, intelektual, negarawan serta budayawan. Oleh karena itu, Haul Gus Dur kali ini mengangkat tema Menggerakkan Kebudayaan, Meneguhkan Kemanusiaan” tutur ketua panitia Bakhru Tohir dalam sambutannya.

Gus Dur adalah negarawan yang mampu membuka sekat-sekat antara sesama. Bakhru juga menyampaikan Gus Dur memilki sikap terbuka yang luar biasa. Ini tercermin ketika Gus Dur menjadi orang nomor wahid di Indonesi dengan diakuinya agama Konghucu sebagai agama resmi.

Gagasan Gus Dur yang tak kalah pentingnya dan relevan adalah di bidang kebudayaan. Gus Dur memberi ketegasan dalam bidang kebudayaan. Maksudnya adalah bahwa budaya tidak bertentangan, justru sebagai pondasi beragama dan tidak mencederai keberlangsungan keberagamaan. Karena sifat dari kebudayaan ini dinamis. Momentum Haul Gus Dur ini adalah salah satu usaha awal untuk menyebar luaskan gagas kebudayaan tersebut.

Tidak kurang dari 50 organisasi dan komunitas terlibat dalam satu dekade haul Gus Dur kemarin malam. Sebelum malam puncak Haul Gus Dur diselenggarakan, telah dilaksakan serangkaian kegiatan sejak bulan Januari, seperti tahlil keliling yang tersebar di berbagai pesantren di DIY. Secara keseluruhan, tidak kurang 600 santri berpartisipasi dalam tahlil keliling tersebut.

Dilaksanakan pula bedah buku terhadap khazanah pemikirian Gus Dur yang dilaksanakan di berbagai kampus. Diantara buku yang dibedah adalah Pergulatan Agama dan Kebudayaan, Sang Kosmopolit, Menjerat Gus Dur dan buku karya Gus Dur lainnya.

Hadir sebagai pembicara utama dalam acara ini adalah Ibu Ny. Dr (HC) Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid dan Ketua PBNU KH. Imam Aziz, yang memberikan pengajian kebangsaan.