Islam adalah agama kedamaian, keselamatan dan kasih sayang. Bukti paling konkrit mengenai hal ini adalah, bahwa Allah Swt menamakan agama ini dengan sebutan Islam. Secara literal, kata Islam diambil dari bahasa arab yang berasal dari akar kata salima yaslamu salaman, sebuah kata-kata indah yang menunjukkan arti kedamaian, keselamatan, keamanan, kenyamanan dan perlindungan. Jika kita merenungkan dengan mendalam makna-makna tersebut, kita akan mendapati bahwa semua prinsip dasar dalam agama Islam (sebagaimana diceritakan dalam hadis Jibril ) yaitu, Islam, iman dan ihsan semuanya merupakan manifestasi dari makna tersebut.
Islam
Suatu ketika Nabi Saw ditanya “siapakah muslim sejati?” beliau menjawab “al-muslimu man salima an-nasu min lisanihi wa yadihi (seorang dikatakan muslim sejati jika ucapan dan perbuatanya tidak merugikan orang lain).
Iman
Secara literal kata iman berasal dari akar kata amina ya’manu amnan yang menunjukkan arti kedamaian dan perlindungan. Imam Ahmad bin Hanbal meriwayatkan sebuah hadits dari Abi Hurairah, bahwa nabi pernah bersabda “al-mu’minu man aminahu an-nasu ala dima’ihim wa amwalihim (mukmin sejati adalah seseorang yang orang lain merasa nyawa dan hartanya aman darinya )
Ihsan
Kata ihsan berasal dari trilateral (tsulasi mujarrod) berupa hasuna yahsunu husnan yang berarti kebaikan, kebajikan dan keindahan. Dari kata inilah Nabi Saw mengatur segala persoalan yang berkaitan dengan bersosial dan bermasyarakat, sebagaimana hadis beliau “ittaqillah haitsu ma kuntum wa atbi’issayyi’ata al-hasanata wa khaliqi an-nas bi khuluqin hasanin (bertakwalah kepada Allah dimana pun kalian berada, hapus perbuatan jelek dengan kebaikan, dan bergaulah dengan manusia dengan pergaulan yang baik/ akhkaq yang baik.
Islam adalah agama yang moderat, dalam hal akidah meyakini Tuhan hanya ada satu, tidak anti Tuhan juga tidak meyakini tuhan banyak. Dalam berbagai persoalan juga demikian, sebagaimana Firman Allah Swt:
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا (١٤٣)
“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan, agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu”. (Qs. Al-Baqoroh: 143)
وَلا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَى عُنُقِكَ وَلا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَحْسُورًا (٢٩)
“Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya, karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal”. (Qs. Al-Isro`: 143)
وَلا تَجْهَرْ بِصَلاتِكَ وَلا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلا (١١٠)
“Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannyadan carilah jalan tengah di antara kedua itu”. (Qs. Al-Isro`: 110)
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الأرْضِ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ (٧٧)
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah swt kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagianmu dari (kenikmatan) duniawi. Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. (Qs. Al-Qoshosh: 77)
Ayat –Ayat di atas menjelaskan bahwa ajaran Islam selalu moderat. Orang tidak boleh berlebihan dalam mengalokasikan harta, atau boros, di saat yang sama tidak boleh kikir. Waktu shalat tidak boleh terlalu keras, agar tidak mengganggu, juga tidak boleh pelan, sehingga tak terdengar. Sehingga kita bisa menilai, jika ada yang berlebih-lebihan, seperti shalat dengan suara speker yang sangat keras dan mengganggu, meski dengan alasan syiar Islam, meramaikan masjid, atau alasan lain atas nama agama, hal tersebut buk