Aristoteles memandang manusia sebagai “Zoon Politicon”. Menurutnya, manusia adalah makhluk yang ditakdirkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain. Secara sederhana manusia disebut juga sebagai makhluk sosial. Dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya hubungan manusia dengan Tuhannya (hablun minallah) saja yang diperlukan, melainkan juga hubungan manusia dengan manusia (hablun minannas). Salah satu cara untuk menjaga hubungan manusia dengan manusia adalah dengan silaturrahim. Mengapa demikian? Karena baik disadari atau tidak, sesungguhnya silaturrahim adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan bersosial.
Silaturrahim berasal dari dua suku kata yaitu shilah dan ar-rahm. Shilah berasal dari kata washala-yashilu-waslan wa shilatan, yang berarti hubungan atau menghubungkan. Sedangkan kata ar-rahm berasal dari kata rahima-yarhamu- rahmun wa rahmatan yang berarti lembut dan kasih sayang. Dari pengertian tersebut maka dapat dikatakan bahwa silaturrahim adalah hubungan antar manusia dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. Akan tetapi, hubungan yang dimaksud adalah hubungan dalam ranah kebaikan, bukan sebaliknya.
Di dalam al-Qur’an, terdapat beberapa ayat yang memerintahkan kita untuk menjaga silaturrahim, salah satunya adalah Surat An-Nisa ayat 1:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Artinya : “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu” (Q.S An-Nisa: 1)
Menurut Quraish Shihab, silaturrahim yang harus dijaga adalah silaturrahim kepada siapa saja, baik yang dekat maupun yang jauh. Karena Allah senantiasa mengawasi kita dan tidak ada satu pun urusan yang tersembunyi dari-Nya.
Selain itu, terdapat beberapa manfaat silaturrahim yang disebutkan dalam hadis, sebagaimana riwayat berikut :
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair telah menceritakan kepada kami Al Laits dari ‘Uqail dari Ibnu Syihab dia berkata; telah mengabarkan kepadaku Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa ingin lapangkan pintu rizqi untuknya dan dipanjangkan umurnya hendaknya ia menyambung tali silaturrahmi” (H.R. Bukhori).
Dalam hadis tersebut, setidaknya terkandung dua manfaat silaturrahim. Berikut penjelasan sederhananya:
Pertama, Melapangkan Rizqi. Ada penelitian yang dilakukan oleh sisiolog Amerika, menurutnya seseorang yang melakukan silaturrahim atau menjaga hubungan baik dengan orang lain maka akan mempermudah atau melapangkan rizqinya. Semakin banyak silaturrahim, maka secara otomatis akan semakin banyak mempunyai koneksi yang memudahkan dalam hal pekerjaannya.
Kedua, Memperpanjang Umur. Dalam artian dengan tambahnya umur menjadi berkah, umur tetap semakin panjang, dan dengan maksud namanya akan selalu ada bahkan ketika orang tersebut telah tiada.
Lebih lanjut, ada beberapa penelitian yang dilakukan oleh orang barat, menurutnya orang yang tidak pernah bersilaturrahim mempunyai resiko kematian 3x lebih tinggi dibanding orang yang sering bersilaturrahim. Dalam penilitian lain menyebutkan bahwa silaturrahim dapat mengurangi rasa stress yang ada dalam diri manusia. Menurutnya, orang yang suka menyendiri dapat mengakibatkan stres karena kurang adanya interaksi dengan orang lain. Sedangkan orang yang sering berinteraksi dapat menambahkan umurnya, bahkan mengurangi rasa stress yang ada dalam dirinya.
Disamping silaturahim mempunyai beberapa manfaat jika kita menjaganya, ternyata silaturrahim juga mempunyai beberapa akibat jika kita memutuskannya. Setidaknya terdapat tiga akibat dari seseorang yang memutuskan silaturrahim, berikut penjelasan sederhananya:
Pertama, Memutuskan silaturahmi dapat mendatangkan laknat dari Allah dan menjerumuskan pelakunya kedalam neraka. Sebagaimana firman-Nya:
وَالَّذِينَ يَنْقُضُونَ عَهْدَ اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ ۙ أُولَٰئِكَ لَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ
Artinya : “Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam)”. (Q.S Ar-Ra’d : 25)
Kedua, Memutuskan silaturahmi dapat mengakibatkan retaknya hubungan kekeluargaan, menghapus kasih sayang dan mengundang laknat Allah swt. Sebagaimana Firman-Nya:
فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَىٰ أَبْصَارَهُمْ
Artinya: “Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka”. (Q.S Muhammad ayat 22-23)
Ketiga, Orang yang memutuskan tali silaturahim termasuk golongan yang merugi, baik di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana firman-Nya :
الَّذِينَ يَنْقُضُونَ عَهْدَ اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi” (Q.S al-Baqarah: 27)
Pada akhirnya, setelah mengetahui beberapa manfaat silaturrahim dan akibat membutuskannya, semoga kita menjadi manusia yang tetap menjaga silaturrahim dan berhati-hatilah dari memutuskannya.
Wallahu A’lam