Loujain al-Hathloul dihukum lima tahun penjara karena mengkritik sistem Arab Saudi. Sebenarnya, apa yang terjadi hingga sosok aktivis ini dibenci otoritas Arab Saudi? Bahkan, ia dituduh dengan alasan yang mengada-ada: terorisme.
“Pengadilan terorisme Saudi pada hari Senin menghukum Hathloul lima tahun delapan bulan penjara, meskipun ada kritik internasional atas penahanannya dan tekanan untuk membebaskannya,” begitu bunyi tweet Jake Sullivan yang dilansir laman middleeasteye.net.
Saudi Arabia’s sentencing of Loujain al-Hathloul for simply exercising her universal rights is unjust and troubling. As we have said, the Biden-Harris administration will stand up against human rights violations wherever they occur.
— Jake Sullivan (@jakejsullivan) December 28, 2020
Penasihat keamanan nasional Presiden terpilih AS, Joe Biden mengutuk keras Arab Saudi vonis yang dijatuhkan kepada aktivis hak perempuan Loujain al-Hathloul dengan dakwaan terorisme.
Kemarin 28 Desember 2020 aktivis perempuan ini dijatuhi hukuman lima tahun delapan bulan penjara. Ia dituduh berusaha mengubah sistem politik Saudi dan merusak keamanan nasional.
Hathloul telah ditangkap pada Mei 2018 lalu. Ia secara terbuka menyerukan hak untuk mengemudi sebelum diberikan dan untuk penghapusan undang-undang perwalian laki-laki. Menurutnya hal ini menghambat kebebasan bergerak dan perempuan untuk bebas bepergian.
Nominasi hadiah Nobel berusia 31 tahun itu menjadi terkenal setelah memposting video yang menentang larangan kerajaan tentang aturan mengemudi bagi wanita. Loujain al-Hathloul saat baru berusia 25 tahun ketika pertama kali berhadapan dengan otoritas Arab Saudi.
Saat itu tahun 2014 ia memposting video dirinya yang mencoba mengemudikan mobilnya ke Arab Saudi dari negara tetangga, Uni Emirat Arab. Kemudian dirinya di perbatasan dengan memprotesnya di twitter.
“Saya telah berada di perbatasan Saudi selama 24 jam. Mereka tidak ingin memberi saya paspor saya juga tidak akan membiarkan saya lewat,” katanya.
Loujain al-Hathloul lahir 31 Juli 1989. Ia dikenal sebagai aktivis hak-hak perempuan aktivis Arab Saudi. Melalui media sosial tokoh ini melakukan berbagai kampanye tentang hak-hak perempuan sehingga namanya melejit. Aktivitasnya ini dirinya ditangkap dan dijadikan tahanan politik . Tidak terpengaruh oleh penahanannya, pada tahun 2015 ia mencalonkan diri dalam pemilu lokal namun ia dilarang.
Pada Maret 2018 i diculik dari UEA dan kemudian dideportasi ke Arab Saudi. Ia ditahan bersama aktivis hak-hak perempuan lainnya Eman al-Nafjan , Aisha al-Mana , Aziza al-Yousef , Madeha al-Ajroush dan beberapa pria. Pada November 2020, kasusnya dipindahkan dari pengadilan pidana biasa ke pengadilan khusus terorisme. Bulan Desember 2020, jaksa penuntut umum Saudi dibebaskan dari tuduhan pelecehan terhadap Hathloul oleh pengadilan pidana.
Loujain al-Hathloul pernah adalah lulusan University of British Columbia dan pernah menimba ilmu di Universitas Sorbonne di Abu Dhabi . Berbagai penghargaan telah diraihnya diantaranya menduduki peringkat ketiga dalam daftar “Top 100 Most Powerful Arab Women 2015”. Pada tahun 2020 ini Hathloul dinominasikan menerima hadiah Nobel 2020.