Layangan Putus dan Cermin Kebiasaan Ghibah Kita

Layangan Putus dan Cermin Kebiasaan Ghibah Kita

Series Layangan Putus begitu digemari, memuaskan kebiasaan kita yang serba ingin tahu urusan rumah tangga orang.

Layangan Putus dan Cermin Kebiasaan Ghibah Kita

Series Layangan Putus begitu ramai dibicarakan, sampai-sampai banyak warganet membuat parodi atas salah satu scene terpopuler dari seri tersebut. Film seri ini bercerita tentang kisah seorang perempuan bernama Kinan yang dikhianati suaminya, Aris. Kejanggalan-kejanggalan awal muncul saat Kinan beberapa kali memergoki sesuatu yang aneh dari suaminya, seperti bau parfum asing yang menempel di baju Aris, anting yang tiba-tiba Aris berikan, sampai gerak-gerik aneh saat Aris memegang gawainya. Penonton dibuat ngelus dada oleh series yang tayang setiap jumat dan sabtu ini karena kondisi Kinan saat diduakan Aris dalam masa hamil tua.

Suguhan yang disajikan series layangan putus memang sangat menggugah emosi penonton, karena kondisi-kondisi yang dihadirkan para tokoh memang mudah membuat kita terbawa suasana. Kinan adalah citra dari perempuan yang sempurna. Ia cerdas, baik, dan juga cantik. Perilakunya seperti perempuan yang nggak ada cacatnya, tetapi kok ya masih diselingkuhi suaminya! Sehingga Aris dengan mudah disumpah-serapahi penonton dengan kata “suami gila, gak bisa bersyukur!”.

Alasan Populer

Beberapa hal di atas yang membuat banyak sekali warganet yang merespon, membicarakan, dan kegirangan melihat series ini. Beberapa di antara mereka sangat memuji kualitas akting dari para wayang di series Layangan Putus. Apalagi yang menjadi lakon adalah aktor papan atas macam Reza Rahardian yang sudah malang melintang di dunia perfilman Indonesia. Akting Putri Marino yang memerankan Kinan juga memberikan banyak pujian. Tentu tak lupa peran dari Anya Geraldine yang juga sudah beberapa kali main di film layar lebar.

Selain urusan akting, film ini banyak direspon warganet karena “banyak yang relate”. Beberapa kisah akhirnya mengudara di media sosial berkat pantikan series ini. Banyak di antara curhatan itu mengatakan mereka berada di posisi Kinan. Bahkan sampai ada yang bilang kalau bebannya lebih berat dari Kinan. Kinan masih beruntung karena saat ia jatuh, masih banyak sahabat yang membersamai, sehingga masih ada jujukan untuk bercerita dan membuatnya lebih tegar. Sementara si penonton yang curhat ini, ia tidak punya sahabat sebagai tempat berkeluh kesah.

Hal ini wajar-wajar saya. Kita tentu tak perlu mendebat apakah yang dirasakan warganet itu beneran diselingkuhi atau sekadar pasangannya yang hanya sedang berteman dekat dengan lawan jenis.

Yang pasti adalah bahwa film yang baik akan selalu memberikan pengalaman pada setiap penikmatnya. Seperti apa yang dikatakan Joko Anwar, sineas di balik film Pengabdi Setan dan Gundala, film adalah sebuah sarana untuk memberikan sebuah pengalaman. Dengan film kita bisa merasakan beberapa situasi dan keadaan yang ditampilkan dari layar lebar, sehingga film memang poin pentingnya bukan tentang mengedukasi atau memberikan hikmah kepada penonton, tetapi menghadirkan pengalaman. Dan Layangan Putus berhasil menghadirkan pengalaman itu di hati para pemirsanya.

Kebiasaan Kepo Kita

Selain dua alasan yang sudah saya sampaikan, ada satu lagi hal yang saya kira menjadi poin kenapa series ini begitu ramai, dan buat saya alasan inilah yang paling signifikan mempengaruhi kenapa layangan putus begitu digemari, hal itu adalah soal topik yang diambil: Perselingkuhan.

Pada dasarnya, banyak di antara kita yang suka pada apa-apa yang berbau romantisme. Karya seni yang berhubungan dengan jalinan relasi dua insan memang selalu menjadi topik yang mudah diterima. Tentu kita masih ingat pada beberapa tahun terakhir bahwa semua topik seni musik yang beredar di Indonesia adalah bertopik cinta. Semua yang laku adalah sesuatu yang berhubungan dengan pacaran, pernikahan dan topik-topik selingkuhnya.

Film pun demikian, banyak film yang laris memang membawa topik dasar percintaan. Kalaupun tidak soal cinta, asal ada bumbu-bumbu romantisme laki dan perempuan, sebuah karya populer akan lebih cepat diserbu oleh penonton.

Tak hanya soal karya, dalam keseharian kita juga gemar dengan urusan ini. Kita bisa tarik sebuah guyonan basi yang selalu muncul setiap Lebaran, Natal, Imlek, atau momen-momen kumpul keluarga besar lainnya. Untuk mereka yang tidak berpasangan selalu akan muncul pertanyaan “kapan kawin?”. Hal ini tentu bisa menjadi indikasi bahwa urusan asmara adalah menjadi isu yang selalu diminati setiap orang.

Ketika isu “relasi laki-laki dan perempuan” kemudian dikawinkan dengan “rasa kepo”, wah itu mantul alias mantap betul saudara! Misal saja, kita tahu bahwa si A sedang dekat dengan si B. kita heboh, senang, selalu ingin tau lebih jauh, dan kita ingin menceritakan info itu pada yang lain untuk jadi bahan ghibah. Saat si A dan B akhirnya putus, kita juga heboh dan senang pada berita itu. Lebih-lebih kalau dalam relasi itu ada kecacatan, misal perselingkuhan, itu next level, itu membuat kita semakin bergairah. Kita memang selalu bergairah pada topik-topik relasi manusia seperti ini.

Teringat medio 2018 lalu, dunia sosial media kita juga dihebohkan dengan adanya kisah perselingkuhan, lalu tiba-tiba satu kosa kata baru menjadi begitu mainstream: pelakor atau perebut laki orang. Kita kepo dan suka melihat seorang ibu-ibu marah dan bilang “nyoh nyoh nyoh!” pada perempuan yang terduduk lesu yang diduga menjadi selingkuhan suaminya seraya membuang-buang uang yang jumlahnya banyak sekali.

Jadi, mari kita jujur saya bahwa kita memang suka pada topik perselingkuhan, untuk mengghibahkannya.

Kita juga selalu suka dan ingin tahu pada urusan ranjang orang. Hal ini akan terkonfirmasi dengan masih ada saja orang yang suka menggerebek kos-kosan saat muncul hari-hari sakral semisal menjelan bulan puasa. Penggerebekan ini dilakukan oleh orang yang tidak punya wewenang sama sekali. Mereka melakukan itu hanya mengantongi modal keyakinan “harus mensucikan bulan suci”.

Nah, si Layangan Putus ini memang sangat memfasilitasi keingintahuan penonton pada sebuah kasus perselingkuhan. Series ini menghadirkan suguhan lika-liku muslihat Aris berselingkuh dengan Lidya, di waktu yang sama kita juga disuguhi bagaimana Kinan pelan-pelan ingin membongkar kebejatan suaminya itu.

Layangan putus konon kabarnya adalah sebuah kisah nyata yang disinemakan, saya memprediksi setelah ini akan ada orang yang kepo dan membuat teori konspirasi tentang siapa sebenarnya si Kinan, Aris, dan Lidya di dunia nyata ini. Apakah si ini, si itu, atau jangan-jangan si artis yang itu. Kalau ternyata salah satu di antara 3 tokoh kunci layangan putus adalah artis di dunia nyata, wah ini bakal menjadi gosip yang hot dan tentu kita suka.

Masalahnya kalau apa yang saya ucapkan ini benar, tentu ini alarm bahaya. Bagaimana kita begitu suka mengurusi hal hidup orang lain. Bagaimana kita juga begitu suka pada kisah-kisah asmara sampai mengurusi ranjang orang lain. Ini bahaya, karena agama sejatinya mengajarkan untuk menyelam jauh ke dalam diri, mengoreksi diri sendiri. Bukan sebaliknya, yang malah menjadi portal moral untuk liyan. Apalagi telah ditegaskan pula bahwa yang akan tahu Tuhannya adalah dia yang tahu dirinya, bukan yang paling julid dan suka ghibah tentang gosip ranjang rumah tangga tetangganya.

Wallahu A’lam.