Kitab Khulashah Dilempar dan Dikatakan Tidak Sesuai Sunnah, Habib Umar bin Hafidz: Dzikir Itu Tidak Dilarang

Kitab Khulashah Dilempar dan Dikatakan Tidak Sesuai Sunnah, Habib Umar bin Hafidz: Dzikir Itu Tidak Dilarang

Habib Umar bin Hafidz diagendakan untuk mengisi kajian di hadapan publik figur dan pengusaha. Acara ini memang dibuat tertutup, supaya kajiannya lebih kondusif dan mendalam.

Kitab Khulashah Dilempar dan Dikatakan Tidak Sesuai Sunnah, Habib Umar bin Hafidz: Dzikir Itu Tidak Dilarang
Habib Umar bin Hafidz (sumber poto: kalamhabaibindonesia)

Habib Umar bin Hafidz diagendakan untuk mengisi kajian di hadapan publik figur dan pengusaha. Acara ini memang dibuat tertutup, supaya kajiannya lebih kondusif dan mendalam. Apalagi, belakangan ini, banyak dari selebritis tanah air yang mulai mendalami Islam, dan memiliki banyak pertanyaan terkait Islam.

Salah satu selebritis dan pendakwah yang hadir dalam acara tersebut adalah Ummi Pipik, istri dari almarhum Ustadz Jefry al-Buchori. Sejak tahun 2014, Ummi Pipik sering berdakwah ke berbagai daerah dan masjid. Di antara rujukan yang digunakannya ialah kitab al-Khulashah fi Adzkar wa Ad’iyyah waridah wa Ma’tsurah karya Habib Umar bin Hafidz. Kitab ini berisi kumpulan dzikir yang bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Ummi Pipik bercerita terkait pengalamannya ketika mengamalkan dzikir yang termaktub dalam kitab tersebut. Dia pernah mengalami kecelakaan parah, kalau dilihat dari kondisi mobilnya, mestinya sudah meninggal. Tetapi Allah masih mentakdirkan untuk hidup.

“Saya sebelum kejadian itu, saya membaca dan mengamalkan khulashah yang ditulis Habib Umar,” Jelas Ummi Pipik.

Karena sudah merasakan manfaatnya, Ummi Pipik makin aktif untuk manyampaikan dan menyebarluaskan kitab Khulashah. Dakwah yang dilakukannya, tidak selalu berjalan mulus. Dia pernah mendapat penolakan, buku Habib Umar dilempar, karena dianggap tidak sesuai dengan sunnah. Ummi Pipik sangat sedih, kenapa penolakan itu justru dari orang Islam itu sendiri?

Habib Umar menjelaskan, Allah terkadang menguji orang beriman dengan ujian berupa gangguan dari manusia. Ujian itu kadang menyakitkan, dan banyak dari ujian tersebut tidak sesuai dengan keinginan kita. Ketika kita dihadapkan pada persoalan ini, tugas kita secara umum adalah menghadapinya dengan penuh kasih sayang dan rahmat.

Tidak diragukan lagi bahwa dzikir sangat bermanfaat dan memiliki pengaruh besar dalam kehidupan seorang. Allah berfirman, “Ingatlah kamu kepada-Ku, Aku akan ingat (pula) kepadamu.” (Surat al-Baqarah ayat 152). “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Surat al-Ra’d ayat 28).

Zikir itu tidak dilarang. Yang dilarang adalah mengingat berhala dan hal-hal yang dilarang Allah SWT. Dzikir kepada Allah dengan nash yang benar sangat dianjurkan Rasulullah.

Dalilnya, dalam hadis shahih, Nabi Muhammad SAW pernah ditanya, “Ahli shalat mana yang paling besar pahalanya? Nabi menjawab, ahli shalat yang paling banyak berdzikir. Nabi ditanya lagi, ahli sedekah mana yang paling banyak pahalanya? Ahli sedekah yang yang paling banyak berdzikir, jawab Nabi. Ahli puasa mana yang paling banyak pahalanya? Ahli puasa yang paling banyak berdzikir, tegas Nabi. Ditanya lagi, mujahid mana yang pahalanya paling besar di hadapan Allah? Mujahid yang paling banyak berdzikir kepada Allah, jawab Nabi SAW.”

Sayyidina Abu Bakar kemudian berkomentar, dan Nabi membenarkan, “Betul sekali, orang yang berdzikir kepada Allah, akan memborong kebaikan dunia dan akhirat.”

Terkadang sebagian orang tidak memahami dzikir, dan salah paham dengan dzikir, sehingga mereka mengingkari dzikir, karena tidak tahu kandungan dan manfaat dzikir. Orang seperti ini, harus bertanya kepada orang yang bisa menjelaskan dalil dan hujjah dzikir secara detail, sehingga pandangan mereka yang keliru terkait dzikir bisa diluruskan.

Ketahuilah, ketika kita mengajarkan dzikir kepada orang lain, seperti mengajarkan dzikir yang terdapat di dalam kitab Khulashah, dan orang yang diajarkan tersebut mengamalkannya, pahala yang kita dapatkan sama persisnya dengan yang didapat orang yang mengamalkannya. Karenanya, biasakan dan istiqamahlah dalam dzikir, supaya rahmat Allah terus tercurah kepada kita semua.