Seringkali ketika kita kehilangan sesuatu yang sangat dicintai baik itu harta, keluarga, dan jabatan. Padahal segala usaha, peraturan dan doa telah ditempuh dengan baik dan penuh kesungguhan. Namun terkadang hasil yang diperoleh tidak sesuai harapan dan nihil. Betapa terpukulnya hati menghadapi kenyataan itu. Hati menjadi tidak tenang, pikiran pusing, jiwa depresi dan stres. Bagitulah takdir Allah berlaku pada diri manusia, mau atau tidak mau, suka atau tidak suka, seorang hamba harus siap menghadapinya.
Tetapi masalahnya adalah bisakah seseorang menerima takdir Allah apalagi jika takdir itu buruk baginya? Tak sedikit di antara kita justru menyalahkan pihak lain ketika menerima takdir yang tidak diinginkan. Bahkan terkadang menyalahkan Allah SWT yang maha mengetahui segala sesuatu yang terbaik bagi hambanya. Lalu apa untungnya kita menyalahkan Allah SWT? Apakah akan menyelesaikan masalah? Tidak! Masalah justru akan semakin banyak. Kita akan semakin menderita karena kita hanya fokus menyalahkan bukan mencari jalan keluar. Lalu bagaimanakah seharusnya sikap seorang hamba menghadapi takdir buruknya?
Pada suatu hari ada anak salah seorang sahabat Rasulullah SAW tertawan oleh orang kafir saat sedang menggembala domba. Anak itu merupakan Auf bin Malik yang juga memiliki banyak kumpulan riwayat hadis dan termasuk sahabat yang sangat cerdas. Auf bin Malik dan istrinya sangat khawatir dan cemas dengan keselamatan anaknya. Lalu, Ia mendatangi Rasulullah mengadukan masalah yang sedang dihadapinya. Auf bin Malik berkata, “Wahai Rasulullah, musuh telah menawan anakku. Aku dan ibunya sangat mencemaskannya. Apa yang harus aku lakukan?
Setelah mendengar cerita Auf bin Malik, Rasulullah hanya memintanya bersabar menunggu dan tidak terus-menerus mengeluh. Agar membuat hati Auf bin Malik tenang, Rasulullah menyarankannya untuk banyak berzikir kepada Allah. Rasulullah berkata, ”Wahai Auf, perbanyaklah membaca zikir “La haula wa laa quwata illa billahil ‘aliyyil ‘azhim.” (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali pertolongan dari Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung).” Tanpa berpikir panjang, Auf dan istrinya melaksanakan saran dari Rasulullah.
Sungguh di luar dugaan Auf dan istrinya, beberapa waktu kemudian berkat pertolongan Allah dan zikir yang dibaca oleh Auf dan istrinya, anak mereka bisa meloloskan diri saat orang-orang kafir lengah dari pengawasannya. Ia pun pulang dengan selamat dan menggiring 4.000 ekor dombanya. Demikianlah Allah memberikan jalan keluar kepada hamba-Nya setelah menghadapi kesulitan. Begitu bahagianya Auf dan istrinya melihat anak mereka bisa kembali ke rumah dalam keadaan sehat.
Demikianlah cara menghadapi takdir buruk yang menimpa. Rasulullah SAW memberikan solusi yang sangat sederhana tetapi hasilnya luar biasa. Beliau hanya menyuruh kita bersabar sambil berzikir kepada Allah SWT. Dengan demikian, hati akan terasa tenang dan pertolongan Allah pun akan datang dari arah yang tidak disangka-sangka seperti kisah di atas.