Zina termasuk perbuatan yang diharamkan dalam Islam. Meski dilakukan atas dasar suka, zina tetap tidak diperbolehkan apalagi dilakukan dengan cara memperkosa. Sungguh hal tersebut merupakan perbuatan keji yang tak pantas dilakukan orang yang memiliki hati nurani yang sehat. Tidak ada cara lain untuk menghindari perbuatan keji tersebut kecuali sadar bahwa setiap orang, termasuk kita, tidak akan rela jika ada orang tua, saudara dan anggota keluarga diperlakukan tidak terhormat, apalagi diperkosa.
Disebutkan dalam hadis riwayat Imam Ahmada dari Abu Umamah, dia bercerita bahwa suatu hari ada seorang pemuda yang mendatangi Nabi SAW seraya berkata, “Wahai Rasulullah, izinkan aku berzina!”.
Para sahabat yang mendengar perkataan pemuda ini langsung bergegas mendatanginya dan menghardiknya, mereka berkata, “Diam kamu, diam!”.
Rasulullah SAW berkata, “Mendekatlah”. Pemuda tadi mendekati beliau dan duduk.
Rasulullah SAW bertanya, “Relakah engkau jika ibumu dizinai orang lain?”.
“Tidak, demi Allah, wahai Rasul,” jawab pemuda tadi dengan tegas.
Rasulullah SAW kemudian merespon, “Begitu pula orang lain tidak rela kalau ibu mereka dizinai,”
“Relakah engkau jika putrimu dizinai orang?,” tanya Rasulullah kembali.
“Tidak, demi Allah, wahai Rasul,” seperti jawaban pertama.
“Begitu pula orang lain tidak rela jika putri mereka dizinai.”
“Relakah engkau jika saudari kandungmu dizinai?”
“Tidak, demi Allah, wahai Rasul!”.
“Begitu pula orang lain tidak rela jika saudara perempuan mereka dizinai”.
“Relakah engkau jika bibi (dari jalur bapakmu) dizinai?”.
“Tidak, demi Allah, wahai Rasul”.
“Begitu pula orang lain tidak rela jika bibi mereka dizinai”.
“Relakah engkau jika bibi (dari jalur ibumu) dizinai?”.
“Tidak, demi Allah, wahai Rasul”.
“Begitu pula orang lain tidak rela jika bibi mereka dizinai”.
Lalu Rasulullah SAW meletakkan tangannya di dada pemuda tersebut sembari berkata, “Ya Allah, ampunilah kekhilafannya, sucikanlah hatinya dan jagalah kemaluannya”.
Setelah kejadian tersebut, pemuda itu tidak pernah tertarik lagi untuk berbuat zina.
Dari kisah pendek ini dapat diketahui bahwa jika kita tidak direla ibu, saudari dan anggota keluarga dizinai apalagi diperkosa, begitu juga dengan orang lain. Mereka tidak rela jika anggota keluarga mereka dizinai atau diperkosa oleh kita.