Di masa Nabi Ibrahim, hidup seorang raja yang tiran dan dzalim di Babilonia. Ia bernama Namrud bin Kan’an. Namrud memiliki kekayaan yang luar biasa, ia memiliki istana megah dan tinggi mencakar langit, cadangan makanan yang berlimpah, serta bala tentara yang banyak.
Namun sayangnya, Namrud adalah raja yang dzalim, ia tak serta merta membunuh rakyatnya yang tidak mematuhinya. Konon, Namrud adalah raja pertama yang berbuat lalim di muka bumi. Karena kesombongannya, Namrud bahkan menyatakan diri sebagai tuhan.
Tidak hanya karena kekuasaannya Namrud mengaku sebagai tuhan. Tetapi juga karena ia dikaruniai kecerdasan dan kesehatan yang sangat baik. Konon, Raja Namrud tidak pernah terserang penyakit selama ratusan tahun.
Karena kekayaannya yang berlimpah, orang-orang biasa datang menemuinya untuk meminta perbekalan makanan. Ketika itu, Nabi Ibrahim datang bersama beberapa orang lain untuk meminta perbekalan makanan kepada Namrud.
Setiap orang yang datang ke sana akan ditanya “Siapakah tuhanmu?” Maka mereka semua menjawab “Engkau wahai rajaku.” Maka Namrud pun memberikan persediaan makanan kepada mereka.
Hingga tibalah giliran Nabi Ibrahim, Namrud bertanya “Siapakah tuhanmu?”
“Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” jawab Nabi Ibrahim.
Namrud kemudian berkata “Akulah yang dapat menghidupkan dan mematikan” (Maksudnya dengan kekuasaannya ia dapat membiarkan seseorang untuk hidup atau membunuhnya).
“Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari Timur, maka terbitlah ia dari Barat,” sanggah Nabi Ibrahim. Mendengar jawaban itu, Namrud hanya terdiam. Lalu diusirlah Nabi Ibrahim tanpa diberikan makanan sedikit pun.
Nabi Ibrahim pun kembali dengan tangan kosong. Di perjalanan pulang, Nabi Ibrahim melewati sebuah bukit pasir yang berdebu, maka diambillah pasir berdebu itu untuk dibawa kepada keluarganya agar dapat menghibur hati mereka. Sesampainya di rumah, Nabi Ibrahim meletakkan bawaannya dan langsung beristirahat.
Keesokan harinya, sang istri bangun dan melihat apa yang dibawa suaminya. Ternyata di dalamnya ada bahan makanan yang sangat baik, ia pun mengolah bahan itu dan disuguhkan kepada suaminya.
Nabi Ibrahim begitu terkejut melihat makanan di hadapannya, ia pun bertanya pada istrinya “Dari mana engkau mendapatkan makanan ini?” “Dari bungkusan yang engkau bawa,” jawabnya. Nabi Ibrahim pun menyadari bahwa itu adalah rezeki dari Allah SWT.
Allah SWT kemudian mengutus malaikat kepada Namrud agar ia beriman kepada Allah. Namun raja sombong itu menolak mentah-mentah dan menyangkal “Memangnya ada tuhan selain diriku?!!”.
Malaikat datang untuk kedua kalinya, namun Namrud tetap tak mau beriman. Hingga datanglah Malaikat ketiga kalinya dan jawaban Namrud tetap sama. Maka malaikat pun berkata “Kumpulkanlah seluruh bala tentaramu hingga tiga hari.”
Maka Namrud mengumpulkan seluruh tentaranya, lalu Allah mengirimkan jutaan nyamuk menuju bala tentara Namrud. Saking banyaknya, mereka bahkan tak dapat melihat sinar matahari karena tertutup oleh gerombolan nyamuk.
Nyamuk-nyamuk itu kemudian menghisap darah pasukan Namrud dan memakan daging mereka. Maka habislah pasukan Namrud, sedangkan Namrud tetap selamat. Lalu Allah mengutus seekor nyamuk untuk masuk ke kepala Namrud melalui lubang hidungnya.
Nyamuk itu terus bertahan di kepala Namrud dan menyiksanya selama 400 tahun. Tak kuat dengan perihnya, Namrud akhirnya memukul-mukul kepalanya dengan tongkat kecil. Disebutkan bahwa ia menjadi raja yang dzalim selama 400 tahun, maka Allah pun mengadzabnya selama 400 tahun hingga akhirnya ia mati karena wasilah seekor nyamuk kecil.
Begitulah Allah SWT memberikan pelajaran kepada raja angkuh nan sombong melalui seekor nyamuk yang kecil.
Wallahu a’lam bisshawab