Nabi Yahya A.S, putra Nabi Zakaria A.S. Ia terpilih menjadi Rasul bersama ayahnya. Nabi Yahya A.S. sejak dari kecil terpelihara dari perbuatan syirik dan maksiat, sebagaimana dinyatakan dalam al-qur’an:
” Hai Yahya! Ambillah kitab itu (peganglah kitab itu) dengan sunggunh-sungguh”, dan Kami berikan kepadanya hukum selagi ia kanak-kanak. Dan Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan kesucian. karena ia seorang yang bertakwa.” (Q.S. Maryam, ayat 12-13).
Selanjutnya Allah Swt, berfirman:
“Dan ia taat kepada ibu-bapaknya dan tidaklah ia sombong, tidak durhaka. Dan keselamatan (dicurahkan) atasnya pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal, serta pada hari ia akan dibangkitkan dengan keadaan hidup.” (Q.S. Maryam, ayat 14-15).
Nabi Yahya dan Nabi Zakaria wafat
Di zaman Nabi Yahya ada seorang raja yang ingin kawin dengan anak tirinya sendir. KArena waktu itu sudah tertib hukum, maka Nabi Yahya melarang keinginan raja tersebut, karena hukum Tuhan melarang mengawini anak tirinya sendiri.
Karena itu raja pun marah kepada yahya, lalu dibunuhnya, ayahnya dianggap berani menghalangi kekuasaan raja. Nabi Yahya dan Nabi Zakaria yang dianggap menghalangi kemauan raja dibunuh. Pertama Nabi Yahya lebih dahulu dibunuh, kemudian atas idzin Allah Nabi Zakaria masuk ke dalam suatu pohon yang waktu itu membelah diri jadi dua, dan Nabi Zakaria masuk ke dalam pohon itu, kemudian setelah Nabi Zakaria masuk dalam pohon itu, lalu terkaputlah pohon tersebut menjadi biasa.
Petugas raja mencari-cari Nabi Zakaria, tetapi di tempat persembunyiannya beliau tidak ada. Maka mereka berpendapat bahwa Nabi Zakaria pasti mempunyai sihir, dna tentulah ia berada dalam pohon tersebut untuk bersembunyi.
Pohon tersebut digergajinya, maka Nabi Zakairia meninggal di dalamnya tergergaji terbelah menjadi dua. Demikian riwayata rasulullah dalam mempertahankan hukum Allah. Karena usaha kerahnya dalam menegakkan hukum Allah, sehingga ia meninggal sahid.
Sumber; Riwayat 25 Nabi & Rasul: 113-114, Thoha Putra, Semarang-1976.