Kisah Hamid bin Al-Abbad Diselamatkan Orang Kecil yang Menjadi Penjaga Penjara

Kisah Hamid bin Al-Abbad Diselamatkan Orang Kecil yang Menjadi Penjaga Penjara

Orang-orang kecil yang tidak punya jabatan, kerja serabutan dan kerja apa adanya di pinggir-pinggir jalan terkadang sering menjadi bahan untuk dibanding-bandingkan. Namun, merekalah yang justru sering menyelamatkan banyak orang.

Kisah Hamid bin Al-Abbad Diselamatkan Orang Kecil yang Menjadi Penjaga Penjara
foto: Pixabay

Orang-orang kecil yang tidak mempunyai jabatan mentereng terkadang memang sering diremehkan oleh banyak orang. Padahal mereka terkadang justru mempunyai jasa-jasa besar dalam kehidupan seseorang, bahkan banyak orang. Hal inilah yang pernah dirasakan oleh Hamid bin Al-Abbad.

Dalam kitabnya yang berjudul Al-Faraj Ba’da asy-Syiddah, at-Tanukhi menjelaskan sebuah riwayat dari Hamid al-Abbad. Bahwasanya, Hamid bin Al-Abbad pernah bercerita, “Ketika mendapatkan musibah, terkadang orang kecil lebih banyak mendatangkan manfaat daripada orang berpangkat.”

Salah satu contoh dari perkataan Hamid al-Abbas di atas adalah apa yang pernah dia alami dengan lsmail bin Bulbul.  Dimana, suatu ketika lsmail bin Bulbul yang saat itu menjabat Perdana Menteri di era Khalifah al-Mu’tamid Dinasti Abbasiyah, memenjarakan Hamid bin al-Abbad. Dia juga menugaskan seorang penjaga penjara yang sudah lama mengabdi kepadanya.

Penjaga penjara tersebut adalah sosok yang hangat. Hamid al-Abbad pun berbuat baik dan patuh kepadanya. Karena sudah lama mengabdi pada lsmail bin Bulbul, penjaga itu bisa dengan bebas masuk ke dalam majlis khusus lsmail bin Bulbul. Dia sering berdiri di hadapan lsmail, dan lsmail sama sekali tidak mengingkari tindakannya itu, karena lamanya masa pengabdiannya.

Pada suatu malam, penjaga tersebut menemui Hamid al-Abbad dan menasihatinya, “Karena Anda, tuan menteri marah kepada Abul Abbas bin Furat. Tuan menteri berkata kepada Abul Abbas, “Selain engkau tidak ada yang bisa merampas harta Hamid. Dibutuhkan upaya keras untuk menyita semua harta miliknya.” Si penjaga penjara itu juga memberi sebuah informasi. Kepada Hamid al-Abbad, dia berkata, “Besok tuan menteri memintamu untuk datang. la ingin mengancammu.” Dan kemarahan menteri kepada Abul Abbas bin Furat sendiri, tidak lain karena Hamid al-Abbad pernah merayu dan meminta bantuan kepadanya.

Apa yang dikatakan oleh penjaga itu membuat hati Hamid al-Abbad risau. Dia pun bertanya kepada si penjaga, “Apakah kamu punya pendapat?

Si penjaga pun menjawab, “lya, tulislah surat kepada salah satu rekanmu yang memiliki watak bakhil dan tamak. Dalam surat itu, mintalah kepadanya untuk meminjamimu uang sebesar 1.000 dirham untuk nafkah keluargamu. Dan mintalah kepadanya untuk membalas surat tersebut di atas amplop suratmu. Kemudian balasan surat tersebut dialamatkan kembali kepadamu. Karena memang ia orang yang bakhil, ia pasti akan menolak permintaanmu. Simpan surat balasan itu darinya! Jika nanti tuan menteri memanggilmu, keluarkan surat itu secara tiba-tiba. Lalu katakan kepadanya,’Demikianlah kondisi hidupku sekarang.’ Kuharap upaya ini membawa hasil.

Hamid al-Abbad pun melakukan usulan tersebut. Akhirnya jawaban suratnya sudah datang. Ternyata jawabannya persis seperti yang telah diperkirakan. Surat jawaban itu kemudian dia simpan.

Keesokan harinya, Menteri mengeluarkannya dari penjara. la menuntut Hamid al-Abbad dengan berbagai tuntutan. Maka Hamid al-Abbad pun  mengeluarkan surat dari rekannya itu, lalu membacakannya di hadapan menteri. Sambil memohon dan memelas padanya, Hamid al-Abbad mengatakan apa saja yang sanggup dia katakan. Setelah itu, menteri pun bersikap lunak. Dan itu menjadi sebab hukumannya menjadi ringan, bahkan dihapuskan.

Saat Hamid al-Abad menjadi pejabat di masa kepemimpinan Menteri Ubaidullah bin Sulaiman, dia bertanya tentang perjaga yang memberikan usulan tersebut. Dia memintanya untuk membantu pekerjaannya, dan memberinya gaji 50 dinar per bulan.

Orang-orang kecil yang tidak punya jabatan, kerja serabutan dan kerja apa adanya di pinggir-pinggir jalan terkadang sering menjadi bahan untuk dibanding-bandingkan. Namun, merekalah yang justru sering menyelamatkan banyak orang.

Karena kita tidak tahu hidup orang di masa depan, oleh sebab itu lah, jangan memandang rendah dan suka meremehkan orang. Boleh jadi, orang orang yang kita pandang sebelah mata hari ini, ternyata besok lusa kita minta bantuan kepadanya. Sebaliknya, orang-orang yang kita hormati dan sanjung hari ini, ternyata tidak bisa memberikan bantuan tatkala dibutuhkan. Karenanya, jangan abaikan dan remehkan orang di sekeliling kita. Betapa banyak orang-orang yang dianggap kecil ternyata bantuannya bisa menyelamatkan.