“Ketika kamu dicaci dan hanya membalas cacian itu dengan kesabaran dan diam, aku melihat malaikat datang mengelilingimu, namun ketika kamu membalas cacian tersebut, aku melihat malaikat itu pergi dan digantikan oleh iblis yang mengelilingimu.”
Abu Bakar Ashiddiq adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang pertama memeluk Islam, tidak hanya itu, ia juga mertua baginda Nabi SAW, ayah dari Siti Aisyah Ummul Mu’minin.
Dikisahkan dalam hadis riwayat Imam Abi Dawud suatu ketika nabi sedang berkunjung ke kediaman Abu Bakar Ashiddiq, dalam riwayat lain hanya disebut nabi sedang dalam satu majlis bersama Abu Bakar, saat itu tanpa disangka datang seorang Arab Baduwi dan memaki Abu Bakar Ashiddiq.
Orang Arab baduwi tersebut untuk pertama kalinya mencaci dan mengolok-olok Abu Bakar dengan kasar, namun Abu Bakar tak menggubrisnya. Ia hanya diam dan tersenyum. Melihat sahabat-Nya dicaci maki namun tetap sabar dan tersenyum Nabi SAW pun ikut tersenyum.
Baca juga: Kisah Perempuan Yahudi yang Ingin Membunuh Rasulullah
Menyaksikan sasaranya hanya menanggapi dengan senyuman, orang Arab baduwi tersebut untuk yang kedua kalinya kembali mencaci maki Abu Bakar, dengan kata-kata yang lebih kotor dari sebelumya. Menanggapi hal tersebut, Abu Bakar pun hanya bersabar dan diam. Nabi SAW yang melihat perilaku Abu Bakar yang masih sabar pun ikut senang.
Untuk yang ketiga kalinya orang Arab baduwi tersebut kembali mencaci Abu Bakar dengan cacian dan makian yang lebih kasar dari pada sebelumnya. Menanggapi cacian untuk yang ketiga kalinya, Abu Bakar pun tidak sabar lagi dan membalas cacian orang arab baduwi tersebut.
Menyaksikan sahabat-Nya yang turut terpancing emosi dan membalas kembali cacian orang Arab baduwi tadi, Nabi Muhammad SAW pergi meninggalkan Abu Bakar tanpa salam dan berpamitan, lantas Abu Bakar mengejar Nabi Muhammad SAW dan bertanya; Wahai Baginda Nabi, kenapa engkau tiba-tiba pergi?.
Nabi SAW menjawab, “Ketika kamu dicaci maki orang arab baduwi tadi, dan kamu tetap diam dan bersabar, aku melihat malaikat datang mengelilingimu, ketika dicaci untuk yang kedua kalinya dan kamu juga masih bersabar dan hanya membalas dengan diam, aku melihat jumlah malaikat yang datang mengelilingimu bertambah banyak.”
Nabi SAW melanjutkan, “Namun ketika dicaci untuk yang ketiga kalinya dan kamu membalas cacian tersebut, aku melihat malaikat yang tadi berkumpul mengelilingimu pergi meninggalkanmu dan digantikan oleh iblis-iblis yang datang mengelingimu, aku tidak bisa berkumpul dengan Iblis, oleh sebab itu aku memilih pergi meninggalkanmu.”
Baca juga: Kisah Sang Bijak Luqman al-Hakim, Keledai, dan Cacian Orang Lain
Kejadian yang menimpa Abu Bakar Ashiddiq tersebut bisa menimpa siapa saja, baik itu rakyat jelata ataupun pejabat negara, santri atau pun kiyai, terlebih kita hidup di era media sosial. Caci maki tidak saja disaksikan oleh orang satu komplek atau desa, melainkan bisa tersebar secara cepat dan mancanegara.
Al-Qur’an memberikan tips dan cara agar kita terhindar dan tidak terpancing ketika dihina dan dicaci maki orang: Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah mereka yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa, mencela dan mencaci mereka, mereka menjawabnya dengan “salam”(Al Furqon:63), dengan artian menjawab makian tersebut dengan doa keselamatan atas orang yang mencelanya.
Atau jika kita tidak bisa membalasnya dengan salam maka lebih baik bersabarlah terhadap apa yang mereka katakan dan tinggalkanlah mereka dengan cara yang baik (Al-Muzzammil:10). Semoga kita semua dihindarkan dari segala jenis cacian dan perbuatan tercela. (AN)
Wallahu A’lam.