Setahu saya, hanya di Indonesia, momentum hari raya Idul Fitri atau lebaran menjadi sebuah ajang curhat, rasan-rasan, dan berpamer ria. Bila ia merupakan sosok yang sudah—ehm sukses, pasti memamerkan apa yang tengah dimilikinya; kekayaan, popularitas, jabatan, pekerjaan, sekolah jebolan luar negeri dan berjejer titel di belakang nama, sampai pamer pasangan dan anak masing-masing.
Kamu sekarang bekerja dimana? Bagaimana kabar si anu dan si itu? Anaknya sekarang sudah berapa? Wah, hebat ya kamu bisa nyelesaiin S2 di Mamarika dan Ostrali? Keren kamu ya, sekarang jadi miliader, punya outlet tahu bulat di mana-mana. Bahkan soundtrack “Tahu bulat, digoreng dadakan, lima ratusan, gurih-gurih nyoi..” menjadi hits di seluruh jagat Nusantara.
Tapi, ada pertanyaan yang sering diulang-ulang setiap tahun, dan itu ngebosenin banget bagi kamu yang jomblo. Seperti halnya perdebatan hukum mengucapkan selamat natal dan perdebatan melihat hilal dalam penentuan awal serta akhir bulan puasa. Selalu berulang-ulang setiap tahunnya.
Pertanyaan yang tidak bisa dihindari itu adalah “Kapan kamu nikah”, “Sudah ada calonnya belum”, “Sampai kapan kamu hidup sebatang kara?”, hingga ke pertanyaan dalam logat Jawa yang khas ketika sekeluarga sedang berkunjung ke rumah sahabat karibnya Ayah. “Piye pak, nek anakmu iki tak jodohke karo anakku”, (gimana pak, kalau anak Anda ini kita jodohin sama anak saya), sembari pasang muka nglirik ke kita.
Yuk, bareng-bareng ngehitung, ada berapa banyak di lebaran besok pertanyaan di atas yang terlontar ke kita. (kita??). Share ke aku yah, ntar kita curhat-curhatan sambil maaf-maafan. Bisa lewat twitter atau fesbuk, WA juga boleh. Yak dhes, kode keras cuy!
Bagi Anda yang jomblo garis keras, dan sampai hari ini belum kunjung juga didatangi seorang belahan jiwa, saya mau kasih tips nih dari Nabi Muhammad Saw. Biar di hari lebaran besok kamu mempunyai ketabahan, kekuatan, serta kesabaran yang tinggi dalam menghadapi pertanyaan kapan nikah.
Pertama, yang perlu kalian sadari, wahai para jomblo fi sabilillah, bahwa menikah dan jomblo adalah sunnatullah. Sudah menjadi ketetapan Allah Swt. Kapan kalian akan menikah, dan kapan kalian akan mengakhiri status pacar bagi pasangan kalian. Karena dalam pernikahan itu tidak boleh ada paksaan. Di dalam sebuah dalil yang saya karang sendiri; Laa ikraaha Finnikah. Tidak boleh ada paksaan di dalam pernikahan.
Lalu, bagaimana Rasulullah menyontohkan kepada kita untuk menjawab pertanyaan kapan nikah? Yaps, di dalam sebuah hadis, kata-kata adalah sebuah doa. Dan doanya orang yang sedang didzalimi itu manjur. Ces pleng.
Nabi bersabda, yang artinya begini: “Tiga orang yang tidak akan ditolak doanya: orang puasa sampai ia berbuka, imam yang adil, dan doa orang yang dizalimi.” (HR. Al-Tirmidzi)
Nah, ketika ada yang mendzolimi kalian dengan pertanyaan kapan nikah, teruslah berdzikir, ingat kepada Allah, sembari berdo’a di dalam hati. “Tuhan, saya sedang didzolimi, dan saya mohon kepada-Mu Tuhan, dekatkanlah jodoh saya, walaupun Dian Pelangi dan Dian Sastro sudah menjadi milik orang lain, tetapi masing banyak Dian-Dian yang lain Tuhan.” Jika tahun depan kok kalian masih menjomblo, silakan diulang-ulang terus doa itu sampai lelah dan bisa jadi sampai kiamat. Saya kira, hal ini patut dicoba.
Kedua adalah, jawablah pertanyaan ‘kapan kamu nikah’ itu dengan diam. Karena diam adalah emas. Nabi Saw pernah bersabda. “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik dan jika tidak, maka diamlah.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Kenapa harus diam? Mengingat momentum hari raya adalah ajang saling maaf-maafan, saling tebar senyum bahagia, dari pada kamu bikin rusuh serta misuh-misuh yang gak karuan—akibat banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang terlontar ke kamu—lebih baik diam saja.
Bila ada yang nanya, kapan kamu nikah? Jawablah dengan diam. Pernah lihat pesulap Limbad ketika jawab pertanyaan sambil diam? Nah, itu bisa dipraktekkan, Hmm…Hngg.. Hngg…Hmm…Hnggg…seperti orang kesetanan. Pasti doi yang nanya akan takut dan gak bakalan nanya ke kamu lagi. Kapan kamu nikah? Jawab lagi, Hmm…Hngg.. Hngg…Hmm…Hnggg..
Bagaimana, sudah paham sampai sini?
Ketiga, baliklah bertanya. Menjawab pertanyaan kapan kamu nikah dengan sebuah pertanyaan. Banyak sabda Nabi Saw., yang menyatakan bahwa semua makhluk hidup tidak bisa terlepas dari sebuah kematian. Tidak ada yang kekal di dunia ini. Bahkan, Allah Swt sendiri berfirman, di dalam QS. Al-Imran ayat 185. “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati”.
Solusi jitu dari saya adalah balik bertanya kepada orang yang nanya kapan nikah itu dengan pertanyaan jitu; kapan Anda mati? Saya jamin, orang yang bertanya pasti akan diam seribu bahasa. Tetapi, ini terlalu ekstrim. Saran saya sih sebaiknya jangan dilakukan di depan banyak orang. Apalagi ketika ngumpul keluarga besar. Bisa bikin rusuh bro.. Hahaha.
Tetapi, ikutilah dua tips saya sebelumnya. Itu saja.
Wahai para jomblo yang semoga mendapatkan malam lailatul qadar, menikah itu bukan soal ketika sahabat, tetangga, dan orang-orang disekitarmu sudah punya pasangan sementara kamu belum, masih suka menyendiri dan ngobrol sama tembok ketika malam minggu tiba. Tetapi menikah adalah ketika kamu sadar pasanganmu itu siapa.
Keren kan, quotenya? Iya, emang.. heuheuheu