Dalam sejarah panjang peradaban manusia, kehadiran umat Nabi Muhammad SAW telah dinubuatkan jauh sebelum kelahirannya. Dalam “Khasā’is al-Ummah al-Muḥammadiyyah” karya Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki dijelaskan secara mendalam keistimewaan umat Islam yang disebutkan dalam kitab-kitab suci terdahulu. Salah satu bab penting dari kitab ini adalah bab “Dzikr al-Ummah al-Muhammadiyyah fi al-Kutub al-Sabiqah” (Penyebutan Umat Nabi Muhammad dalam Kitab-Kitab Sebelumnya). Bab ini mengungkapkan bagaimana Allah SWT telah menyiapkan umat ini sebagai umat pilihan, bahkan sebelum mereka lahir.
Nubuat tentang Umat Nabi Muhammad SAW
Menurut Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki, umat Nabi Muhammad SAW mendapatkan perhatian khusus dalam kitab-kitab suci yang datang sebelum Al-Qur’an, seperti Taurat, Zabur, dan Injil. Dalam kitab-kitab ini, umat Nabi Muhammad digambarkan sebagai umat yang membawa cahaya, kebaikan, dan keberkahan. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ۚ ذَٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ ۚ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ ۗ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar”. (QS. Al-Fath: 29)
Ayat ini tidak hanya menegaskan keistimewaan umat Nabi Muhammad, tetapi juga menyiratkan bahwa ciri-ciri umat ini telah diisyaratkan dalam kitab-kitab terdahulu.
Penghormatan umat Nabi Muhammad dalam Kitab-Kitab Nabi Sebelumnya
Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki menjelaskan bahwa dalam Taurat, umat Nabi Muhammad disebut sebagai kaum yang mencintai kebajikan dan kebenaran. Mereka dikenal sebagai umat yang kuat, yang akan memegang teguh ajaran Tuhan dan membela agama-Nya. Dalam Injil, umat ini diramalkan sebagai orang-orang yang rendah hati, beribadah dengan penuh kesungguhan, dan selalu mengagungkan nama Tuhan.
Lebih lanjut, dijelaskan juga bahwa umat Nabi Muhammad memiliki peran sebagai penerus risalah yang telah dibawa oleh para nabi sebelumnya. Risalah Islam, yang datang melalui Nabi Muhammad SAW, merupakan penyempurna dari ajaran-ajaran sebelumnya, dan umat Islam ditunjuk sebagai saksi atas umat manusia. Dalam konteks ini, umat Islam bukan hanya penerima risalah, tetapi juga pengemban amanah besar untuk menyampaikan kebenaran kepada seluruh umat manusia.
Keutamaan Umat Nabi Muhammad di Akhirat
Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki juga menegaskan bahwa keutamaan umat Nabi Muhammad tidak hanya terbatas pada dunia, tetapi juga meluas hingga ke akhirat. Umat ini akan diberi syafaat oleh Nabi Muhammad SAW di hari kiamat, dan banyak dari mereka akan masuk surga tanpa hisab. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda:
“Diperlihatkan kepadaku umat-umat, dan aku melihat seorang nabi bersama satu umat, nabi lain bersama beberapa orang, dan nabi lainnya bersama satu atau dua orang saja. Tiba-tiba aku melihat sekumpulan besar orang, maka aku berkata: ‘Ini umatku.’ Lalu dikatakan kepadaku: ‘Ini adalah Musa dan kaumnya. Tetapi lihatlah ke arah ufuk.’ Maka aku pun melihat ke sana, dan ternyata ada sekumpulan besar orang. Dikatakan kepadaku: ‘Ini umatmu, dan di antara mereka ada tujuh puluh ribu orang yang masuk surga tanpa hisab dan azab.'”
Hadis ini sekaligus menunjukkan bahwa umat Nabi Muhammad memiliki kedudukan istimewa di hadapan Allah SWT, di mana sebagian dari mereka akan diberi kemuliaan langsung masuk ke surga tanpa melalui perhitungan yang berat.
Dengan menyadari keutamaan ini, umat Islam diharapkan mampu menjaga dan melanjutkan amanah besar yang telah diberikan kepada mereka, yaitu sebagai pengemban risalah dan saksi atas umat manusia.
Wallahu a’lam.