Di antara kesunnahan pada hari raya idul fitri adalah makan sebelum mengerjakan shalat ‘id. Ini berbeda dengan idhul adha yang disunnahkan makan setelah shalat ‘id dan dianjurkan tidak makan sebelum shalat.
Imam Syafi’i mengatakan, “Kami memerintahkan setiap orang yang ingin shalat ‘id untuk makan sebelum berangkat ke masjid. Bila dia belum makan, kami meminta mereka makan pada saat dalam perjalanan ke masjid ataupun ketika sampai di masjid jika memungkinkan. Tidak ada dosa bagi orang yang tidak makan sebelum shalat ‘id, tetapi dimakruhkan meninggalkannya.”
Imam al-Nawawi dalam al-Majmu’ Syarah al-Muhadzdzab mencoba untuk menjelaskan hikmah dan rahasia yang terkandung di dalam makan sebelum shalat ‘id. Untuk menjelaskan alasan kesunnahan ini, beliau mengutip pendapat al-Mawardi, penulis kitab al-Hawi al-Kabir, dan Abu al-Khair Yahya Ibnu Salim, penulis kitab al-Bayan. Berikut kutipan al-Nawawi:
قال صاحب الحاوي والبيان وإنما فرق بينهما لأن السنة أن يتصدق في عيد الفطر قبل الصلاة فاستحب له الاكل ليشارك المساكين في ذلك والصدقة في عيد النحر إنما هي بعد الصلاة من الأضحية فاستحب موافقتهم قال ولأن ما قبل يوم الفطر يحرم الاكل فندب الاكل فيه قبل الصلاة ليتميز عن ما قبله وفي الاضحى لا يحرم الاكل قبله فأخر ليميزا
“Penulis kitab al-Hawi (al-Mawardi) dan al-Bayan (Abu al-Khair) berkata, perbedaan antara keduanya (idul fitri dan idul adha) ialah karena kesunnahan bersedekah pada hari ‘idul fitri sebelum shalat, sebab itu, disunnahkan makan sebelum shalat supaya bersamaan dengan orang-orang miskin. Sementara sedekah pada hari raya kurban, disunnahkan setelah shalat, yaitu penyembelihan kurban, karenanya disunnahkan (makan setelahnya) bersamaan dengan mereka (orang miskin).
Keduanya juga menjelaskan alasan lain, ‘Karena sebelum hari raya idhul fitri diharamkan makan, maka disunnahkan makan sebelum shalat supaya berbeda dengan hari sebelumnya. Sedangkan pada hari idhul adha, sebelumnya tidak diharamkan untuk makan, sebab itu dianjurkan mengakhirkan makan agar berbeda dengan hari sebelumnya.’”
Dari penjelasan kedua ulama ini, dapat dipahami bahwa alasan dianjurkan tidak makan sebelum shalat ‘id ada dua: pertama, supaya bisa makan dalam waktu bersamaan dengan orang-orang miskin. Diasumsikan orang-orang miskin baru menerima zakat sebelum shalat ‘id dan dari zakat tersebut mereka bisa makan dan berbahagia di hari raya. Untuk menunjukkan rasa simpati terhadap mereka, kita dianjurkan untuk makan sebelum shalat ‘id.
Alasan kedua, makan sebelum shalat ‘id sebagai pembeda dengan hari sebelumnya. Pada akhir Ramadhan kita masih diharamkan untuk makan dan minum, sementara pada awal syawal sudah dibolehkan makan dan minum. Supaya ada perbedaan antara keduanya, dianjurkan makan dan minum sebelum shalat ‘id.
Sementara Idul Adha, dianjurkan tidak makan sebelum shalat ‘id, karena sedekah Idul Adha dilakukan setelah shalat ‘id, yaitu kurban. Dianjurkan makan setelah shalat ‘id agar bisa makan bersama-sama orang miskin yang baru dapat daging kurban setelah shalat ‘id. Wallahu a’lam