Pemerintah Jordania mendesak Uni Eropa (UE) agar mengakui Yerusalem Timur sebagai ibukota Palestina. Pengakuan ini sebagai prasyarat bagi terwujudnya perdamaian dan kestabilan di Timur Tengah.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Jordania Ayman Safadi pada pertemuan dengan duta besar negara anggota UE di Ibu Kota Jordania, Amman Rabu (16/05). Ayman menyerukan perlu tindakan segera untuk mendukung pembentukan satu komite internasional guna menyelidiki pembantaian yang dilakukan oleh pasukan keamanan Israel terhadap warga sipil Palestina di Jalur Gaza.
Ditambahkan bahwa kejahatan yang terus dilakukan oleh Israel tanpa reaksi apa pun dari dunia itternasional akan mengarah kepada lingkaran baru kekerasan. Tindakan Israel dinilai menambah parah situasi dan meningkatkan kekecewaan dan memunculkan ketidakstabilan. Ia menyeru dunia internasional agar memikul tanggung jawab moral dan hukum dari agresi dan tindakan tidak sah Israel terhadap rakyat Palestina.
Ayman menyebutkan bahwa Yerusalem adalah kunci bagi perdamaian dan mewujudkan hak sah rakyat Palestina adalah keharusan bagi kestabilan serta perdamaian regional. Ayman juga mengutuk tindakan AS memindahkan kedutaan besarnya di Israel ke Yerusalem dan mengakui kota suci itu sebagai ibu kota Israel.
Sementara itu Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Nickolay Mladenov mengutuk kerusuhan yang terjadi di Jalur Gaza. Ia mengatakan bahwahari tersebut merupakan tragedi buat rakyat di Jalur Gaza. “Tak ada kata lain yang bisa menggambarkan apa yang sesungguhnya terjadi. Tak ada pembenaran buat pembunuhan. Tak ada alasan. Itu tidak menguntungkan siapa pun. Itu tentu saja tidak menguntungkan buat perdamaian,” kata Mladenov melalui telekonferensi dari Yerusalem seperti dilansir Antaranews.
“Siapa yang mungkin bisa menemukan kata-kata untuk menenangkan ibu seorang anak yang telah terbunuh? Siapa?. Saya menyeru semua agar bergabung dengan saya dalam mengutuk dengan sekeras-kerasnya tindakan yang telah mengakibatkan hilangnya banyak nyawa di Jalur Gaza,”sambungnya. Diberitakan bahwa 60 orang Palestina, dilaporkan meninggal dan lebih dari 1.300 orang dilaporkan cedera dalam demo Senin (16/5)lalu.