Perempuan terkenal sebagai makhluk yang gemar berbicara, dan dianggap sebagai makhluk yang paling cerewet. Pada dasarnya, perempuan memang memiliki kebutuhan untuk mengeluarkan 20.000 kata per harinya. Sedangkan pria hanya mengeluarkan 7.000 kata per hari. Oleh karena itulah perempuan begitu gemar mengobrol dan berbicara.
Menurut penelitian University of Maryland School of Medicine, secara ilmiah fakta tersebut memang benar adanya. Perempuan memang memiliki kebutuhan untuk mengeluarkan kata lebih banyak daripada pria per harinya. Pasalnya, otak perempuan memiliki lebih banyak “protein pidato” yang dikenal sebagai FOXP2 dan bertanggung jawab mengelola berapa banyak manusia berbicara. Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa otak seorang perempuan memiliki 30% lebih banyak protein FOXP2 dibandingkan pria.
Oleh karena itu, sudah menjadi suatu kewajaran apabila seorang perempuan cenderung memiliki sifat yang cerewet dan gemar bercerita. Biasanya perempuan tak hanya gemar bercerita dengan teman-temannya saja, perempuan juga tentunya gemar bercerita terhadap sang suami. Namun seorang perempuan hendaknya berhati-hati saat bercerita dengan sang suami. Alih-alih memenuhi kebutuhan berbicara 20.000 kata per hari, perbincangan tersebut justru bisa saja memicu keretakan rumah tangga.
Memangnya hal apakah yang harus dihindari oleh seorang istri saat bercerita dan berbincang-bincang dengan sang suami? Rupanya, seorang istri hendaknya tidak menceritakan segala apapun tentang perempuan lain, baik itu sifat dan ciri-ciri perempuan tersebut di hadapan suaminya.
Meskipun perempuan yang diceritakan adalah sahabat, rekan kerja, ataupun lainnya. Padahal biasanya istri terkadang menceritakan kepada sang suami tentang aktivitas mereka bersama rekan kerja, sahabat, ibu-ibu arisan, ataupun yang lainnya.
Mengapa harus demikian? Ternyata dalam Islam, seorang istri dilarang menceritakan tentang perempuan lain di hadapan sang suami. Sebagai contoh, terkadang istri menceritakan tentang kecantikan, kebaikan, atau sifat-sifat perempuan lain di hadapan suaminya. Padahal cerita yang disampaikannya tersebut bisa saja membuat sang suami jatuh hati dan membayangkan perempuan lain yang diceritakan oleh sang istri.
Rasulullah SAW sendiri melarang hal tersebut dan menyebutkannya dalam sebuah hadis. Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah seorang istri mendeskripsikan sosok dan sifat perempuan lain di depan suaminya, seakan ia langsung melihatnya.” (HR. Muslim, Abu Dawud, dan Ahmad)
Sedangkan dalam hadis lain pun Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah seorang istri menceritakan seorang perempuan lain lalu menyifati (kecantikan) perempuan itu kepada suaminya seakan-akan ia (suami) melihatnya.” (HR. Bukhari)
Ternyata salah satu hikmahnya menurut Ibnu Hajar al-Asyqalani adalah agar sang suami tidak merasa tertarik dengan perempuan yang diceritakan. Apabila sang suami tertarik dengan perempuan yang diceritakan, maka yang dikhawatirkan adalah bisa saja hati sang suami tergerak untuk menceraikan sang istri dan menikahi perempuan yang diceritakan.
Tentunya boleh dengan batasan-batasan tertentu. Dalam hadis di atas dijelaskan bahwa yang tidak boleh adalah seluruh hal terkait perempuan tersebut, sehingga seolah-olah suaminya tersebut telah melihatnya sendiri. Apalagi jika yang diceritakan adalah terkait bentuk tubuh dan hal-hal pribadi lainnya.
Tentu hal tersebut dikhawatirkan akan menghancurkan biduk rumah tangga yang selama ini telah dibina bersama karena fitrah manusia adalah mencintai hal-hal yang indah. Sebagaimana Allah berfirman, “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu perempuan-perempuan, anak-anak, harta yang banyak dari emas dan perak.” (QS. Ali-‘Imran: 14)
Dengan demikian, seorang perempuan hendaknya tidak terlalu sering bercerita perihal perempuan lain di hadapan sang suami, apalagi jika materi yang diceritakan sangat vulgar. Sebab bukan tidak mungkin jika seorang istri sering menceritakan hal-hal yang terkait dengan perempuan tersebut kepada sang suami, maka hati sang suami pun akan merasa penasaran, gusar, dan tertarik.
Di situlah setan akan mempermainkan hati sang suami sehingga tega menceraikan sang istri dan justru menikahi sahabat dari sang istri. Oleh karena itu, para perempuan hendaknya berhati-hati apabila hendak berbincang-bincang dengan suami mereka.
Wallahu a’lam.