Habib Husein Jafar al-Hadar: Jangan Menikah karena Netizen

Habib Husein Jafar al-Hadar: Jangan Menikah karena Netizen

Habib Husein Jafar al-Hadar menghimbau agar tidak menikah karena faktor di luar diri kita, salah satunya misalnya, karena comblangan netizen.

Habib Husein Jafar al-Hadar: Jangan Menikah karena Netizen

Habib Husein Jafar al-Hadar menghimbau agar tidak menikah karena faktor di luar diri kita, salah satunya misalnya, karena comblangan netizen.

“Jangan sampai kita menikah atau tidak menikah karena faktor-faktor di luar diri kita, entah itu orang tua, kawan, rekan kerja, dan lain sebagainya, apalagi karena netizen,” tutur Habib Husein.

Pernyataan Habib Husein ini ada benarnya. Pasalnya saat ini sebagian orang ada yang menikah karena dijodoh-jodohkan netizen. Akhirnya rumah tangganya pun seperti “trending” di Twitter. Tidak bertahan lama, hanya sehari atau dua hari, bahkan ada yang dalam hitungan jam sudah menghilang.

Menikah adalah kesiapan diri dan kesiapan menerima pasangan. Artinya, masing-masing pasangan harus mengetahui kekurangan pasangannya. Jangan sampai menikah karena embel-embel citra di medsos, sehingga tidak ada yang merasa ‘tertipu’ setelah menikah dan akhirnya berujung perceraian.

Habib favorit netizen ini juga menyebut bahwa pernikahan haruslah diposisikan sebagaimana yang Allah SWT, yaitu mitsaqan ghalidan, perjanjian agung.

“Pada akhirnya, kita takut untuk menikah atau tidak menggebu-gebu menikah, kalau kita memposisikan nikah sebagaimana Allah memposisikan pernikahan, yaitu misaqan ghalidan, perjanjian agung kita dengan Tuhan,” lanjut salah satu pengurus Mahya (Majelis Hikmah Alawiyah) ini.

Menurut guru para pemuda tersesat ini, jika pernikahan sudah diposisikan sebagai mitsaqan ghalidan, yaitu perjanjian agung dengan Allah, maka tidak akan ada lagi anggapan bahwa pernikahan adalah perjanjian pada orang tua, mertua, bukan juga dengan pasangan.

“..bukan (perjanjian) dengan KUA, bukan dengan mertua, bukan dengan orang tua, bukan pula dengan pasangan, tapi dengan Allah SWT,” jelas Habib Husein.

Dengan demikian, menurut alumni magister tafsir UIN Jakarta ini, tidak akan ada lagi ketakutan. Karena manis indahnya pernikahan akan dirasakan sebagai sumber kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Hal ini sekaligus menjadi pengingat bagi bersama, bahwa pernikahan adalah hal yang sakral. Jangan memaksakan untuk segera menikah jika memang belum benar-benar siap dan yakin. Terutama untuk teman-teman yang masih hobi meledek temannya yang belum siap menikah, atau asal menjodoh-jodohkan.

Cocok atau tidak cocok, sudah waktunya atau belum, semua tergantung pada orang yang akan menjalaninya, bukan teman-temannya, mertuanya, apalagi netizen.