“Kau tahu di surga ada bidadari yang cantik-cantik. Jika salah satu mereka menampakkan wajahnya di dunia niscaya mengalahkan gemerlapnya dunia. Paras cantiknya melebihi keindahan sinar rembulan dan silaunya sinar mentari. Sekalipun bidadari mendekatiku, aku tak akan berpaling darimu. Aku tak akan tergoda, karena di sisiku ada kamu.”
Itulah untaian kata indah yang disampaikan seorang sahabat Rasulullah Saw. bernama Said b. Amir kepada pendamping hidupnya. Mau tahu alasannya?
Suatu saat Said b. Amir mengajak serta istrinya berdagang ke kota Hams. Sang istri menyaksikan sendiri suaminya membawa dagangan yang banyak. Di pasar Hams, sang istri juga melihat dengan kepalanya sendiri dagangan suaminya dikerubuti dan dibawa pulang oleh orang-orang.
Dia sangat bergembira suaminya mendapatkan untung besar dari barang perniagaan yang mereka bawa dari Madinah. Oleh karenanya selagi masih di pasar, ia ingin suaminya membelikan baju baru dan parfum yang wangi buat dirinya dan juga keluarganya. Sekalipun mulutnya tidak berani mengutarakan secara langsung.
Tiba-tiba Said b. Amir berkata kepada istrinya: “Sebaiknya keuntungan dagang kita ini digunakan untuk bertransaksi apa? Selagi kita dapat untung besar, di pasar yang sedang ramai, supaya keuntungan kita ini bertambah lagi nilainya.”
Sang istri yang berpura-pura malu mengutarakan keinginannya menjawab: “Apakah Kakanda tak takut merugi?” Said b
Amir pun menjawab: “Saya jamin, tidak!”. “Ya kalau begitu, terserah Kakanda,” sahut sang istri sambil berharap dalam hatinya agar suaminya nanti lebih banyak lagi membawa oleh-oleh pulang.
Setelah disetujui istrinya, Said b. Amir membeli barang kebutuhan yang banyak. Tapi bukan untuk dijual lagi apalagi untuk oleh-oleh pulang ke Madinah. Sahabat Rasulullah itu justru membagi-bagikan secara cuma barang yang dibelinya dari hasil berdagang kepada fakir-miskin di kota Hims.
Melihat suaminya melakukan perbuatan yang jauh dari harapannya, sang istri pun menangis. Keuntungan ludes dan harapan yang tak sampai diutarakannya itupun sirna. Dengan mata berlinang ia protes kepada suaminya itu, tetapi sahabat Rasulullah ini malah tersenyum gembira.
Sambil memeluk sayang istrinya, Said b. Amir mengarahkan mata istrinya yang sayu akibat menangis ke satu titik. Mereka tiba-tiba menyaksikan bayangan surga dan melihat sahabat-sahabat yang sudah wafat berada didalamnya. Seketika itu Said b Amir berkata:
“Aku tak ingin masuk surga sendirian. Harus bersamamu. Dan aku tak akan menjadikan engkau tersisih sekalipun bidadari didatangkan untukku, Sayangku!!!”
Oleh sebab itu, bahagialah kalian para istri yang mengikhlaskan suami kalian berjuang untuk orang lain. Di dunia, waktumu terenggut, tapi di akhirat kalian miliki seluruh isi waktu suami kalian.