Sebuah makam muslim bersejarah di Jaffa, selatan Tel Aviv, Israel telah dihancurkan oleh pemerintah setampat. Di atas pemakaman yang telah ada sejak abad 18 ini rencananya bakaldibangun tempat penampungan tunawisma dan ruang komersial lainnya. Padahal, pemakaman legendaris bernama Muslim Al-Isaaf ini sudah berdiri sejak zaman Ottoman.
Tentu saja apa yang dilakukan pemerintah Israel memancing protes warga Palestina. Sudah enam hari berturut-turut di kota pelabuhan Jaffa itu terjadi demontrasi yang menentang rencana tersebut. Disebutkan sejumlah aral berat telah memulai pembongkaran makam sejak hari Senin. Syeikh Ekrima Sabri, imam Masjid Al Aqsa menyampaikan sebuah pesan di atas makan tersebut pada hari Jumat. Menurutnya membela kuburan adalah membela tanah leluhur, membela orang yang mati adalah membelah hak yang sah.
Anggota Knesset (badan legislatif Israel) Sami Abu Shehadeh, melalui madia sosial manyatakan dukungannya terhadap penolakan penghancuran makam. Ia mengatakan, melindungi situs suci bukan hanya hak tetapi juga tanggung jawab bersama. Menurutnya penghancuran makan telah melanggar perjanjian koalisi di mana pemerintah kota Tel Aviv harus melestarikan apa yang tersisa dari warisan arsitektur dan spiritual sebagai penanda budaya dan sejarah lokal bumi Pelestina-Israel.
Sementara itu, Hanna Issa, sekretaris jenderal Dewan Islam-Kristen untuk Yerusalem dan tempat-tempat Suci, mengecam keputusan untuk menghancurkan kuburan. Dalam komentarnya kepada laman arabnews ia menyataka bahwa bahwa rasisme terhadap orang-orang Palestina di Israel sudah mendarah daging, baik itu dalam kebijakan maupun praktik.