Selama menjalaskan tugas kenabian, Nabi Muhammad SAW mempunyai banyak tugas untuk menyampaikan dan menyebarkan agama Islam kepada masyarakat Arab pada waktu itu. Salah satu tugas berat Nabi SAW adalah mendakwahkan Islam, sebagai ajaran baru di tengah ajaran-ajaran lama yang sudah ada serta mendakwahkan bahwasanya Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin. Dalam mendakwahkan Islam tersebut, Nabi SAW mempunyai berbagai metode dakwah yang beliau lakukan baik ketika berada di Mekkah maupun di Madinah.
Salah satu metode dakwah yang digunakan oleh Nabi SAW adalah metode pendidikan, yang menjadikan beberapa tempat untuk mendakwahkan Islam melalui pendidikan yaitu mengajarkan ajaran agama Islam kepada orang-orang yang sudah masuk Islam atau yang tertarik dengan Islam. Diantara tempat-tempat tersebut adalah Dar al-Arqam, Rumah Nabi, Al-Shuffah, Dar Al-Qurra, Kuttab, Masjid, Rumah Para Sahabat.
Dar al-Arqam adalah nama lain dari rumah Al-Arqam bin Abu Al-Arqam, yang merupakan salah satu tempat yang dijadikan oleh Nabi SAW untuk berdakwah dan juga mendidik para sahabat yang sudah masuk Islam. Di tempat inilah, salah seorang yang awalnya menentang dakwah Nabi Saw masuk Islam yaitu sahabat Umar bin Khattab.
Dar al-Arqam sendiri digunakan Nabi SAW untuk berdakwah ketika beliau masih berada di Mekkah, pada masa inilah beliau memulai berdakwah dengan metode pendidikan yang sebelumnya menggunakan metode personal. Hal tersebut dikarenakan semakin banyaknya orang yang masuk Islam, sedangkan dakwah Nabi SAW selalu diawasi oleh kafir Quraisy, yang pada akhirnya beliau menjadikan Dar al-Arqam sebagai tempat berdakwah dan mengajarkan Islam secara sembunyi-sembunyi.
Tempat pendidikan selanjutnya yang ada pada masa Nabi SAW adalah Rumah Nabi SAW. Walaupun situasi keamanan di Mekkah tidak stabil, tapi setelah masuk Islamnya Umar bin Khattab orang-orang yang ingin belajar Islam mulai sedikit lega karena mendapat perlindungan dari sosok yang kuat yaitu Umar bin Khattab. Oleh karena itu, tempat belajar agama Islam yang awalnya sembunyi-sembunyi di Dar Al-Arqam dipindahkan ke Rumah Nabi SAW.
Tempat selanjutnya yang menjadi tempat untuk berdakwah dan belajar Islam adalah As-Suhffah. As-Shuffah sendiri adalah ruangan khusus yang ada di dalam masjid yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW ketika hijrah ke Madinah. Adanya As-Shuffah sendiri bertujuan untuk mengajar para sahabat, dimana Nabi SAW sebagai pengajar utamanya dan muridnya adalah para sahabat Nabi Muhammad SAW.
Kondisi Madinah yang lebih aman dibanding dengan Mekkah, menjadikan proses belajar mengajar di tempat ini lebih nyaman dan kondusif. Di sisi lain, selain Nabi SAW yang menjadi pengajar utama di As-Shuffah terdapat juga para sahabat-sahabat senior yang juga mengajar di As-Shuffah yaitu Abdullah bin Sa’id bin Al-‘Ash yang mengajar membaca dan menulis, kemudian ada Ubadah bin Al-Shamit yang juga menjadi pengajar di As-Shuffah.
Selain As-Shuffah, di Madinah juga terdapat tempat pendidikan lainnya yang bernama Dar Al-Qurra atau rumah para pembaca, yang asalnya adalah rumah yang dimiliki oleh Malik Makhramah bin Naufal. Di tempat inilah banyak orang yang telah masuk Islam dan belajar membaca Al-Qur’an.
Ada juga tempat pendidikan yang bernama Kuttab di masa Nabi SAW ketika di Madinah. Kuttab pada waktu itu menjadi tempat belajar bagi anak-anak yang masih belia. Jika As-Shuffah merupakan tempat pendidikan bagi orang-orang sudah besar, di Kuttab inilah anak-anak diajarkan perihal ajaran agama Islam.
Sedangkan dua tempat lainnya yang dijadikan tempat pendidikan pada masa Nabi SAW adalah Masjid dan Rumah Sahabat. Masjid selain menjadi tempat beribadah juga digunakan untuk tempat pendidikan, yaitu mengajarkan ajaran-ajaran Islam kepada orang-orang yang sudah masuk Islam. Sedangkan rumah sahabat digunakan sebagai tempat pendidikan untuk acara-acara tertentu. Misalnya ketika Nabi SAW menerima para tamu dari sekitar Madinah, rumah sahabatlah yang digunakan untuk menampung mereka.
Salah satu contohnya adalah ketika Nabi SAW menerima tamu dan menggunakan rumah sahabat sebagai tempat pendidikan, tepatnya ketika ada tamu dari marga Abd Al-Qais dengan ketua rombongannya Abdullah Al-Asyaj yang tinggal selama sepuluh hari di rumah Ramlah binti Al-Harits. Di tempat inilah, setiap malam para tamu tersebut belajar dari sahabat-sahabat Anshar. Selain itu, ketika Kabilah Ghamid datang dan bertamu kepada Nabi SAW, mereka juga belajar kepada Ubai bin Ka’ab.
Itulah beberapa tempat pendidikan yang ada di masa Nabi Muhammad SAW ketika mendakwahkkan ajaran agama Islam. Di mana beliau menjadi pengajar di tempat-tempat tersebut, namun secara bergantian tidak secara keseluruhan. Apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah dengan menggunakan lembaga pendidikan adalah bukti bahwa sejak masa Nabi SAW, pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi manusia khususnya bagi seorang muslim. (AN)
Wallahu a’lam.