Selain untuk menyempurnakan rukun Islam kelima, tentu setiap orang yang menunaikan ibadah haji berharap supaya menjadi haji mabrur. Haji mabrur adalah ibadah haji yang dilakukan dengan penuh ketaatan dan tidak tercampuri dengan kemaksiatan sehingga mendapat pengampunan dosa dari Allah. Lalu bagaimana tanda ibadah haji seseorang bisa dianggap mabrur?
Dalam hadis riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah, dia berkata bahwa dia mendengar Nabi Saw. bersabda;
مَنْ حَجَّ لله فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَيَوْمَ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
“Barangsiapa yang haji karena Allah dan dia tidak berkata jelek dan tidak berbuat fasik, maka dia akan kembali seperti saat dilahirkan ibunya.”
Tentu tidak seorang pun yang bisa mengetahui bahwa haji yang dilakukan seseorang adalah haji mabrur atau tidak. Hanya Allah semata yang bisa menentukan dan mengetahuinya. Meski demikian, Nabi Saw. sudah memberikan tanda-tanda tertentu bahwa seseorang telah mendapatkan haji mabrur.
Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad, Nabi Saw. mengatakan bahwa tanda seseorang mendapat haji mabrur ada dua, yaitu suka membantu orang lain dengan memberinya makanan dan suka menebarkan salam dan kedamaian.
قالوا: يَا رَسُولَ اللهِ، مَا الْحَجُّ الْمَبْرُوْرُ؟ قال: “إِطْعَامُ الطَّعَامِ، وَإِفْشَاءُ السَّلَامِ
“Para sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apa itu haji mabrur?’ Rasulullah Saw. menjawab, ‘Memberikan makanan dan menebarkan salam.’”
Dalam hadis lain yang diriwayatkan Abu Daud Atthoyalisi dari Jabir bin Abdillah, dia berkata;
سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” مَا بِرُّ الْحَجِّ ؟ قَالَ : إِطْعَامُ الطَّعَامِ وَطَيِّبُ الْكَلامِ
“Rasulullah Saw. pernah ditanya tentang haji mabrur. Rasulullah Saw. kemudian berkata, ‘Memberikan makanan dan baik dalam berkata.’”
Dari dua hadis di atas, tanda haji mabrur sebagaimana disabdakan Nabi Saw. adalah suka membantu orang lain dengan memberi makanan, suka menebarkan salam dan perdamaian, dan baik dalam bertutur kata kepada orang lain.
Selengkapnya, klik di sini