“Manusia terbagi dalam dua kelompok; saudara denganmu dalam agama/seagama, dan setara denganmu dalam kemanusiaan,” begitulah pembukaan ceramah Quraish Shihab di depan para pemimpin keagamaan saat acara Deklarasi Persaudaraan bersama para pemimpin keagamaan se-dunia.
Kalimat di atas sebenarnya merupakan pernyataan Ali bin Abi Thalib kepada Gubernur Mesir pada masanya.
Quraish Shihab mengemukakan ikatan kebersamaan dalam agama tidak menafikan ikatan persaudaraan antar manusia, karena agama dan kemanusiaan harus berdampingan untuk menciptakan kehidupan yang damai dan harmoni.
“Agama dan kemanusiaan berdampingan untuk menciptakan kehidupan yang damai dan harmoni,” jelasnya sebagaimana disebutkan dalam rilis Pusat Studi Al-Quran melalui akun Facebook resminya.
Ungkapan tersebut, menurut Quraish Shihab sejalan dengan pesan-pesan Al-Qur’an yang menegaskan bahwa menjaga persaudaraan merupakan suatu hal yang sangat penting, bukan saja dengan sesama Muslim, tetapi juga sesama manusia, walau berbeda keyakinan.
Dalam ceramahnya, Quraish Shihab mengemukakan, tantangan yang dihadapi dalam mewujudkan persudaraan manusia adalah peradaban modern yang terlalu mementingkan aspek material dan mesin, disertai dengan sifat rakus/tamak, egoisme dan mengesampingkan manusia dan kemanusiaan.
Quraish Shihab optimis bahwa kesempatan untuk mewujudkan persaudaraan manusia, masih terbuka luas. Bukan saja karena kita harus optimis dalam segala hal, atau karena naluri kebaikan ada dalam diri setiap insan, tetapi karena tanda-tanda ke arah itu terbentang jelas di depan mata kita.
Antara lain, hubungan yang baik antara tokoh-tokoh agama, saling tukar pikiran antarsesama, dengan gagasan-gagasan yang mencerahkan untuk kebaikan umat manusia dan kedamaian dunia.