Salah satu aturan dalam syariat Islam adalah menshalatkan jenazah. Hukumnya adalah fardhu kifayah. Kalau sudah dilakukan oleh sebagian orang, kewajiban yang lain menjadi gugur. Tapi kalau tidak ada satupun yang melakukan, semuanya berdosa. Lalu bagaimana kalau jenazahnya ada di wilayah lain, dan kita tidak bisa ikut menshalatkannya, karena lokasinya jauh atau halangan lainnya? Ulama Madzhab Syafi’i mengatakan boleh shalat dari jarak jauh, namanya shalat ghaib. Dasarnya adalah hadis riwayat al-Bukhari yang menjelaskan Nabi Muhammad pernah melakukan shalat ghaib untuk raja Najasyi yang waktu itu meninggal di Ethiopia.
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ : نَعَى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إِلَى أَصْحَابِهِ النَّجَاشِيَّ ثُمَّ تَقَدَّمَ فَصَفُّوا خَلْفَه فَكَبَّرَ أَرْبَعً
“Nabi memberitakan kepada para sahabatnya tentang kematian an-najasyi, kemudia beliau maju (unutk mengimami), maka kami membuat shaf di belakang beliau, dan beliau bertakbir empat kali” (HR. Bukhari)
Tata cara pelaksanaan shalat ghaib hampir sama dengan shalat jenazah pada umumnya: empat kali takbir dan jangan lupa berniat. Rincian pelaksanaannya sebagai berikut:
Bacaan Niat Shalat Ghaib
Niat shalat ghaib untuk jenazah yang diketahui identitasnya
أُصَلِّى عَلَى اْلمَيِّتِ (اْلمَيِّتَةِ) اْلغَائبِ أَرْبَعَ تَكْبِيْرَاتٍ فَرْضَ اْلكِفَايَةِ (إِمَامًا / مَأْمُوْمًا) لِلّهِ تَعَالى
Usholli alalmayyiti (tati-perempuan) alghooibi arba’a takbiroti fardhol kifayati (makmuman) lillahi ta’ala
Aku niat sholat atas mayit (….) empat kali takbir fardu kifayah karena Allah Ta’ala
Niat shalat ghaib untuk jenazah yang tidak diketahui identitasnya
أُصَلِّى عَلَى مَنْ صَلَّى عَلَيْهِ اْلإِمَامِ أَرْبَعَ تَكْبِيْرَاتٍ فَرْضَ اْلكِفَايَةِ مَأْمُوْمًا لِلّهِ تَعَالى
Usholli ala man sholla alaihi arba’a takbiroti fardhol kifayati (makmuman) lillahi ta’ala
Aku sholat ghaib atas mayyit yang dishalati imam empat kali takbir fardu kifayah makmum karena Allah Ta’ala
Dalam niat shalat ghaib disebut fardhu kifayah karena hukum dari shalat ghaib disamakan dengan shalat jenazah yang hukumnya juga fardhu kifayah.
Shalat ghaib dilakukan dengan empat kali takbir:
Takbir pertama membaca surat al-Fatihah
بسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلْحَمْدُ لله ِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم ملِكِ يَوْمِ الدِّ يـْنِ ايـَّاكَ نـَعْبُدُ وَايـَّاكَ نـَسْتَعِيْنُ اِهْدِنـَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ صِرَاطَ الَّذيـْنَ اَنـــْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَ لاَ الضَّالّــِـيْنَ
Takbir kedua membaca shalawat
Membaca bacaan shalawat ketika sedang tahiyat. Yaitu membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW seperti dibawah ini.
اللّـٰهُمَّ صَلَّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
Takbir ketiga membaca doa
Membacakan doa untuk si Jenazah, seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW pada hadis berikut:
اللّـٰهُمَّ اغْفِرْ لَهُ، وَارْحَمْهُ، وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ باالْمَاءٍ وَالثَّلْجِ والْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَاراً خَيْراً مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلاً خَيْراً مِنْ أَهْلِهِ، وَزَوْجاً خَيْراً مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ اْلجَنَّة وَأَعِدْهُ مِنْ عَذَابِ اْلقَبْرِ وَعَذَابِ الناَّرِ
Ya Allah, ampunilah dia (mayat), berilah rahmat kepadanya, selamatkanlah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan tempatkanlah dia di tempat yang mulia, luaskanlah kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkanlah dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau mebersihkan baju putih dari kotoran. Berilah dia rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga yang lebih baik daripada keluarganya di dunia, istri yang lebih baik dari istrinya (atau suaminya) dan masukkan dia ke surga, jagalah dia dari siksa kubur dan neraka.
Takbir keempat membaca do’a
اللّـٰهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهُ وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَ بِااْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فىِ قُلُوْبِنَا غِلاَّ لِّـلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّناَ اِنَّكَ رَؤُفٌ الرَّحِيْمٌ
Ya Allah janganlah kami tidak Engkau beri pahalanya, dan janganlah Engkau beri fitnah kepada kami sesudahnya, dan berilah ampunan kepada kami dan kepadanya.
Kemudian Salam
Setelah shalat ghaib selesai dilaksanakan kemudian membaca bersama-sama surat al-Fatihah, kemudian imam membaca do’a shalat ghaib seperti berikut ini :
Allaahumma shalli’alaa sayyidinaa muhammadin wa’alaa aali sayyidinaa muhammad. allahumma bihaqqil faatihati i’tiq riqabanaa wariqaaba haadzal mayyiti (kalau perempuan haadzihil mayyitati) minan naari. allahumma anzilirrahmata wal maghfirata alaa haadzal mayyiti (kalau perempuan haadzihil mayyitati) waj’al qabrahu (ha) raudlatan minal jannati walaa taj’alhu (ha) hufratan minan niraani, washallallaahu alaa khairi khalqihi sayyidana muhammadin wa alaa allihi washahbihii ajma’iin, wal hamdu lillahirabbil aalamiin.
Artinya:
Ya Allah, curahkanlah rahmat atas junjungan kita Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad. Ya Allah, dengan berkahnya surat Al Fatihah, bebaskanlah dosa kami dosa mayit ini dari siksaan api neraka.
Ya Allah, curahkanlah rahmat dan berilah ampun kepada mayit ini. Dan jadikanlah kuburnya taman yang nyaman dari surga dan janganlah Engkau menjadikan kuburnya itu lubang jurang neraka. Dan semoga Allah memberi rahmat kepada semulia-mulia makhluk-Nya yaitu junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarganya serta sahabat-sahabatnya sekalian, dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.