Tata Cara Shalat Jenazah (Menyalatkan Mayit) Lengkap

Tata Cara Shalat Jenazah (Menyalatkan Mayit) Lengkap

Tata Cara Shalat Jenazah (Menyalatkan Mayit) Lengkap

Salah satu kewajiban muslim dengan muslim lain adalah menyalatkan jenazah (shalat mayit). Siapapun, jika ia seorang muslim, maka tidak ada yang boleh meninggalkan mayit tersebut, atau tidak mau menyalatinya. Jika ada yang tak mau menyalatinya, maka seluruh warga kampung yang muslim akan mendapatkan dosa.

Untuk itu, penting bagi kita sebagai muslim untuk belajar tata cara shalat jenazah (shalat mayit) secara lengkap dan menyeluruh.

Adapun tata caranya sebagai berikut”

Pertama, melakukan takbiratul ihram (takbir pertama) dengan disertai membaca niat dalam hati. Adapun niatnya sebagaimana berikut:

Untuk jenazah laki-laki:

أُصَلِّي عَلَى هَذَا الـمَيِّتِ فَرْضًا للهِ تَعَالَى

Ushalli alaa hadzal mayyiti fardhan lillahi ta’alaa

 

Untuk jenazah perempuan:

أُصَلِّي عَلَى هَذَا الـمَيِّتَةِ فَرْضًا للهِ تَعَالَى

Saya niat shalat atas mayit perempuan ini fardhu karena Allah SWT.”

Kedua, membaca surat al-Fatihah tanpa didahului dengan bacaan doa iftitah terlebih dahulu.

Ketiga, melakukan takbir kedua dan diikuti dengan ucapan shalawat kepada Rasulullah SAW seperti shalawat yang dibaca pada tasyahud akhir dalam shalat fardhu sebagai berikut:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Allahumma shalli alaa sayyidinaa muhammad wa ‘alaa sayyidina muhammad kamaa shallaita ala ibraahim, wa ‘ala ali ibrahim, wa baarik alaa sayyidinaa muhammad wa alaa aali sayyidina muhammad. Kamaa barakta ala sayyidina Ibrahim wa alaa aali sayyidina Ibrahim fil alamiina innaka hamiidun majiid.

Jika terlalu panjang, bisa dibaca hanya cukup sampai “Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad wa alaa aali sayyidinaa Muhammad” saja.

Keempat, melakukan takbir ketiga dan mendoakan si mayit dengan doa seperti berikut:

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الذُّنُوبِ والْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّار, وَافْسَحْ لَهُ فِي قَبْرِهِ، ونَوِّرْ لَهُ فِيهِ

Allahummaghfirlahu war hamhu wa ‘aafihii wa’fu anhu, wa akrim nuzuulahu wawassi’ madholahu, waghsilhu bil maa’i watssalji walbaradi, wa naqqihi, minaddzzunubi wal khathaya kamaa yunaqqatssaubul abyadhu minad danasi.  Wabdilhu daaran khairan min daarihi wa zaujan khairan min zaujihi. Wa adkhilhul jannata wa aidzhu min adzabil qabri wa min adzabinnaari wafsah lahu fi qabrihi wa nawwir lahu fihi.

Ya Allah, ampuni dan rahmatilah dia. Selamatkanlah dan maafkanlah dia. Berilah kehormatan untuknya, luaskanlah tempat masuknya. Mandikanlah dia dengan air, es, dan embun. Bersihkanlah dia dari kesalahan sebagaimana Engkau bersihkan baju yang putih dari kotoran. Gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya, isteri yang lebih baik dari isterinya. Masukkanlah dia ke dalam surga, lindungilah dari azab kubur dan azab neraka. Lapangkanlah baginya dalam kuburnya dan terangilah dia di dalamnya.” (HR. Muslim)

Jika terlalu panjang, bisa dibaca hanya sampai, “Allahummaghfirlahu warhamhu wa ‘aafihi wa’fu ‘anhu,” saja.

Kelima, membaca doa berikut:

اللهُمّ لاتَحرِمْنا أَجْرَهُ ولاتَفْتِنّا بَعدَهُ وَغْفِرْ لَنَا وَلَهُ

Allahumma laa tahrimna ajrahu wa laa taftinna ba’dahu wafghfirlanaa wa lahuu

Keenam, mengucapkan salam dengan sempurna.

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Catatan: Jika jenazah yang dishalati seorang laki-laki, maka menggunakan dhamir hu (هُ) sebagaimana doa di atas. Namun, jika jenazahnya perempuan, maka dhamir hu tersebut diganti menjadi ha (هَا). Jika mayyitnya banyak, maka diganti menjadi hum (هُمْ).
Wallahu A’lam.