MUI Jabar Imbau Shalat Ghaib untuk Putera Ridwan Kamil, Berikut Tata Cara Shalat Ghaib dalam Islam

MUI Jabar Imbau Shalat Ghaib untuk Putera Ridwan Kamil, Berikut Tata Cara Shalat Ghaib dalam Islam

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Barat mengimbau masyarakat muslim untuk menggelar shalat ghaib. Shalat Ghaib dibolehkan di dalam Islam merujuk pada hadis riwayat al-Bukhari yang menjelaskan bahwa Nabi Muhammad pernah melakukan shalat ghaib untuk raja Najasyi yang waktu itu meninggal di Ethiopia. Berikut tata cara shalat ghaib di dalam Islam.

MUI Jabar Imbau Shalat Ghaib untuk Putera Ridwan Kamil, Berikut Tata Cara Shalat Ghaib dalam Islam

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sudah ikhlas sepenuhnya atas musibah yang menimpa puteranya. Sampai saat ini, Emmeril Kahn Mumtadz yang tenggelam di Sungai Aare, Bern, Swiss belum ditemukan jasadnya. Pencarian masih terus berlanjut dan dilakukan. KBRI di Swiss juga telah mengumumkan bahwa pihak otoritas setempat sudah mengubah status pencarian Eril yang awalnya berstatus mencari orang hilang (missing person) menjadi berstatus mencari orang tenggelam (drowned person).

Sebab itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Barat mengimbau masyarakat muslim untuk menggelar shalat ghaib. Shalat Ghaib dibolehkan di dalam Islam merujuk pada hadis riwayat al-Bukhari yang menjelaskan bahwa Nabi Muhammad pernah melakukan shalat ghaib untuk raja Najasyi yang waktu itu meninggal di Ethiopia:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ : نَعَى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إِلَى أَصْحَابِهِ النَّجَاشِيَّ ثُمَّ تَقَدَّمَ فَصَفُّوا خَلْفَه فَكَبَّرَ أَرْبَعً

“Nabi memberitakan kepada para sahabatnya tentang kematian an-najasyi, kemudia beliau maju (unutk mengimami), maka kami membuat shaf di belakang beliau, dan beliau bertakbir empat kali” (HR. Bukhari)

Tata Cara Shalat Ghaib

Tata cara pelaksanaan shalat ghaib hampir sama dengan shalat jenazah pada umumnya: empat kali takbir dan jangan lupa berniat. Rincian pelaksanaannya sebagai berikut:

Bacaan Niat Shalat Ghaib

Niat shalat ghaib untuk jenazah yang diketahui identitasnya:

أُصَلِّى عَلَى اْلمَيِّتِ (اْلمَيِّتَةِ) اْلغَائبِ أَرْبَعَ تَكْبِيْرَاتٍ فَرْضَ اْلكِفَايَةِ (إِمَامًا / مَأْمُوْمًا) لِلّهِ تَعَالى

Usholli alalmayyiti (tati-perempuan) alghooibi arba’a takbiroti fardhol kifayati (makmuman) lillahi ta’ala

Aku niat sholat atas mayit (….) empat kali takbir fardu kifayah karena Allah Ta’ala

Niat shalat ghaib untuk jenazah yang tidak diketahui identitasnya:

أُصَلِّى عَلَى  مَنْ صَلَّى عَلَيْهِ اْلإِمَامِ أَرْبَعَ تَكْبِيْرَاتٍ فَرْضَ اْلكِفَايَةِ مَأْمُوْمًا لِلّهِ تَعَالى

Usholli ala man sholla alaihi  arba’a takbiroti fardhol kifayati (makmuman) lillahi ta’ala

Aku sholat ghaib atas mayyit yang dishalati imam empat kali takbir fardu kifayah makmum karena Allah Ta’ala

Dalam niat shalat ghaib disebut fardhu kifayah karena hukum dari shalat ghaib disamakan dengan shalat jenazah yang hukumnya juga fardhu kifayah.

Shalat ghaib dilakukan dengan empat kali takbir:

Takbir pertama membaca surat al-Fatihah

بسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلْحَمْدُ  لله ِ  رَبِّ   الْعَالَمِيْنَ  الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم ملِكِ يَوْمِ الدِّ يـْنِ  ايـَّاكَ نـَعْبُدُ وَايـَّاكَ نـَسْتَعِيْنُ    اِهْدِنـَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ صِرَاطَ الَّذيـْنَ اَنـــْعَمْتَ عَلَيْهِمْ  غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَ لاَ الضَّالّــِـيْنَ

Takbir kedua membaca shalawat

Membaca bacaan shalawat ketika sedang tahiyat. Yaitu membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW seperti dibawah ini.

اللّـٰهُمَّ صَلَّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلٰى

 سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِي

Takbir ketiga membaca doa

Membacakan doa untuk si Jenazah, seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW pada hadis berikut:

اللّـٰهُمَّ اغْفِرْ لَهُ، وَارْحَمْهُ، وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ باالْمَاءٍ وَالثَّلْجِ والْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَاراً خَيْراً مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلاً خَيْراً مِنْ أَهْلِهِ، وَزَوْجاً خَيْراً مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ اْلجَنَّة وَأَعِدْهُ مِنْ عَذَابِ اْلقَبْرِ وَعَذَابِ الناَّرِ

Ya Allah, ampunilah dia (mayat), berilah rahmat kepadanya, selamatkanlah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan tempatkanlah dia di tempat yang mulia, luaskanlah kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkanlah dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau mebersihkan baju putih dari kotoran. Berilah dia rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga yang lebih baik daripada keluarganya di dunia, istri yang lebih baik dari istrinya (atau suaminya) dan masukkan dia ke surga, jagalah dia dari siksa kubur dan neraka.

Takbir keempat  membaca do’a

اللّـٰهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهُ وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ  وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَ بِااْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فىِ قُلُوْبِنَا غِلاَّ لِّـلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّناَ اِنَّكَ رَؤُفٌ الرَّحِيْمٌ

Ya Allah janganlah kami tidak Engkau beri pahalanya, dan janganlah Engkau beri fitnah kepada kami sesudahnya, dan berilah ampunan kepada kami dan kepadanya.

 Kemudian Salam

Setelah shalat ghaib selesai dilaksanakan kemudian membaca bersama-sama surat al-Fatihah, kemudian imam membaca do’a shalat ghaib seperti berikut ini :

Allaahumma shalli’alaa sayyidinaa muhammadin wa’alaa aali sayyidinaa muhammad. allahumma bihaqqil faatihati i’tiq riqabanaa wariqaaba haadzal mayyiti (kalau perempuan haadzihil mayyitati) minan naari. allahumma anzilirrahmata wal maghfirata alaa haadzal mayyiti (kalau perempuan haadzihil mayyitati) waj’al qabrahu (ha) raudlatan minal jannati walaa taj’alhu (ha) hufratan minan niraani, washallallaahu alaa khairi khalqihi sayyidana muhammadin wa alaa allihi washahbihii ajma’iin, wal hamdu lillahirabbil aalamiin.

Artinya:

“Ya Allah, curahkanlah rahmat atas junjungan kita Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad. Ya Allah, dengan berkahnya surat Al Fatihah, bebaskanlah dosa kami dosa mayit ini dari siksaan api neraka.

Ya Allah, curahkanlah rahmat dan berilah ampun kepada mayit ini. Dan jadikanlah kuburnya taman yang nyaman dari surga dan janganlah Engkau menjadikan kuburnya itu lubang jurang neraka. Dan semoga Allah memberi rahmat kepada semulia-mulia makhluk-Nya yaitu junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarganya serta sahabat-sahabatnya sekalian, dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.”