Manusia tidak layak untuk sombong. Karena pada hakikatnya sehabat apapun manusia tidak ada apa-apanya di hadapan Allah SWT. Semua fasilitas hidup yang dinikmati manusia seluruhnya berasal dari kebaikan Allah SWT. Andaikan Allah mencabut satu nikmat saja dari kehidupan manusia, hidup pasti tidak akan normal dan susah.
Sebab itu, jangan sampai kita sombong kepada sesama manusia, sebab tidak ada yang layak untuk kita sombongkan. Tapi realitanya, masih saja ada manusia yang sombong karena kehebatan, kekayaan, dan pangkat yang dimilikinya. Supaya kita tidak sombong, menurut Abu Laits al-Samarqandi dalam Tanbihul Ghafilin, ada empat hal yang perlu dilakukan:
Pertama, menganggap bahwa semua yang terjadi itu berasal dari Allah SWT, tanpa ada anugerah dan taufik dari Allah, tidak akan mungkin terjadi. Kalau dipahami semua itu terjadi atas anugerah Allah, maka kita akan sibuk untuk bersyukur dan tidak akan sombong.
Kedua, melihat bahwa nikmat yang diberikan Allah itu sangatlah banyak dan berati bagi kehidupan manusia. Apabila dia melihat dan merenungi betapa besarnya nikmat yang diberikan Allah, maka kita akan terus-menerus bersyukur kepada Allah.
Ketiga, khawatirlah agar amalan yang dilakukan tidak diterima Allah. Kalau takut amalan tidak diterima Allah, maka sifat sombong tidak akan muncul, dan terus berharap kepada Allah.
Keempat, menganggap diri ini banyak dosa. Kalau merasa banyak melakukan amal baik, sifat sombong akan muncul. Tapi kalau menganggap diri ini banyak melakukan doso dan amal buruk lebih banyak dari amal baik, sifat sombong tidak akan muncul.
Demikianlah empat hal yang perlu dibiasakan agar sifat sombong tidak muncul dalam diri manusia.