Nabi orang yang paling dekat dengan Allah dan yang paling disayangi oleh-Nya. Walaupun demikian, Nabi tak pernah merasa sombong, angkuh terhadap amalan yang telah ia lakukan.
Hal ini merupakan pelajaran berharga yang harus diikuti oleh umatnya agar tak cepat puas apalagi bangga dengan banyaknya kebaikan yang telah dilakukan. Salah satu kebiasaan Nabi setelah shalat Shubuh beliau selalu membaca doa Ini:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا وَرِزْقًا طَيِّبًا
Artinya:
”Ya Allah, Aku meminta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, dan amal yang diterima juga rizki yang baik.”
Hal ini sesuai dalam hadis Nabi yang dikutip oleh Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar yang berbunyi,
ﻭﺭﻭﻳﻨﺎ ﻓﻲ ﻣﺴﻨﺪ اﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ، ﻭﺳﻨﻦ اﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ، ﻭﻛﺘﺎﺏ اﺑﻦ اﻟﺴﻨﻲ، ﻋﻦ ﺃﻡ ﺳﻠﻤﺔ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﺎ ﻗﺎﻟﺖ: ﻛﺎﻥ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺇﺫا ﺻﻠﻰ اﻟﺼﺒﺢ ﻗﺎﻝ: ” اﻟﻠﻬﻢ ﺇﻧﻲ ﺃﺳﺄﻟﻚ ﻋﻠﻤﺎ ﻧﺎﻓﻌﺎ، ﻭﻋﻤﻼ ﻣﺘﻘﺒﻼ، ﻭﺭﺯﻗﺎ ﻃﻴﺒﺎ
Dan kami meriwayatkan hadits dari Kitab Musnad Imam Ahmad, Juga dari Sunan Ibnu Majah dan dari kitab Ibnu Sunny dari Ummi Salamah RA berkata:”Rasulullah Saw setelah shalat Shubuh membaca doa:” Ya Allah, Aku meminta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, dan amal yang diterima juga rizki yang baik.”
Doa ini mengisyaratkan tiga komponen dasar agar seseorang mendapatkan keberkahan dan keberuntungan harus didasari ilmu. Ilmu tak akan bermanfaat bila tak diamalkan atau dipraktekkan. Dan untuk mampu menopang ilmu dan amal harus ada biaya yang cukup yaitu Rizki yang berkah untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Maka seyogyanya umat Islam memperbanyak doa ini agar tercukupi kebutuhannya serta mendapatkan ilmu yang bermanfaat sebagai penentu diterimanya amal perbuatannya.