Salah satu tipu daya setan dan gerbang utama yang digunakan setan untuk menggoda manusia adalah sesuatu yang dianggap remeh. Meremehkan suatu perbuatan, demikian pula meremehkan dosa yang dilakukan oleh manusia sendiri. Rasulullah telah mengingatkan kepada kita bahwa sesuatu yang bernama setan itu menyukai hal-hal kecil yang diremehkan manusia. Sebab itulah, Ali Ibn Thalib menuturkan dalam Hikam Ali Ibn Thalib:
أشد الذنوب ما استخف به صاحبه
Dosa yang paling berat adalah dosa yang dianggap enteng oleh pelakunya
Sesuatu yang sering dianggap remeh adalah dosa kecil, padahal dosa kecil bisa akan menjadi penghancur dirinya sendiri jika terkumpul dengan dosa-dosa kecil lainnya. Dalam Faidhul Qadir, Imam Ghazali menyebutkan bahwa dosa-dosa kecil itu saling tarik menarik, hingga akhirnya bisa meneghancurkan keimanan di dalamnya. Sebab itu para ulama terdahulu sudah mewaspadai bahaya dosa-dosa kecil dan besar sehingga mereka berusaha menjauhinya. Bahkan, mereka melihat dosa-dosa kecil sebagai dosa besar.
Imam Ghazali menambahkan, dosa kecil menjadi besar karena menganggap kecil dosa tersebut atau karena dilakukan secara terus-menerus. Bila seseorang menganggap yang kecil sebagai dosa besar maka menjadi kecil di hadapan Allah. Dan, sebaliknya bila menganggap dosa sebagai dosa kecil maka dianggap besar di hadapan Allah. Karena, orang menganggap dosa sebagai besar karena adanya penolakan hati untuk melakukannya
Agar tidak menjadi orang yang terus menganggung dosa berat hanya karena meremehkan dosa kecil, maka kita perlu untuk terus bermuhasabah. Lebih berhati-hati dalam bertindah, dan jika sudah terlanjur melakukan sesuatu yang mengandung dosa maka bersegeralah memohon ampunan kepada-Nya.
Dalam Al Kabir, sebuah riwayat hadis menjelaskan bahwa malaikat memberi kesempatan orang yang melakukan dosa selama enam jam pertama untuk memohon ampun kepada Allah dan belum mencatat perbuatan dosa tersebut. Namun namun jika dalam enam jam tersebut ia tetap lali dan tidak meminta ampunan kepada-Nya, maka malaikat bersegera untuk mencatatnya.
اِنَّ صَاحِبِ الشَّمَالِ لَيَرْفَعُ الْقَلَمَ سِتَّ سَاعَاتٍ عَنِ الْعَبْدِ الْمُسْلِمِ الْمُخْطِئِ فَإِنْ نَدِمَ وَاسْتَغْفَرَ اللهَ مِنْهَا اَلْقَاهَا وَاِلاَّ كُتِبَتْ وَاحِدَةً
“Sesungguhnya malaikat yang berada di sebelah kiri mengangkat pena (tidak mencatat) selama enam jam ketika seorang hamba muslim melakukan dosa. Jika ia menyesali perbuatannya dan meminta ampunan Allah, maka dilepaslah pena itu, namun jika tidak demikian, maka akan dicatat satu dosa.” (HR. Thabrani)
Selengkapnya, klik di sini