Jawaban Abu Nawas tentang Dosa Besar dan Dosa Kecil

Jawaban Abu Nawas tentang Dosa Besar dan Dosa Kecil

Jawaban Abu Nawas tentang Dosa Besar dan Dosa Kecil

Dikisahkan bahwa Abu Nawas kedatangan tamu. Orang pertama bertanya kepadanya,” Manakah yang lebih utamamengerjakan dosa besar atau dosa kecil

“Jelas mengerjakan dosa-dosa kecil lebih utama,” jawab Abu Nawas.

“Apa argumentasinya,” kata si penanya.

“Tuhan lebih mudah mengampuni,” kata Abu Nawas.

Jawaban tersebut membuat si penanya merasa puas.

Kemudian orang kedua bertanya dengan pertanyaan yang sama. “Manakah yang lebih utama, mengerjakan dosa besar atau dosa kecil?”

Abu Nawas kemudian menjawab,”Orang yang tidak mengerjakan keduanya.”

“Apa alasannya?” katanya.

“Dengan tidak mengerjakan keduanya, maka tidak memerlukan lagi pengampunan dari Tuhan,” jawab Abu Nawas.

Jawaban itu membuat si penanya juga merasa puas.

Dan giliran orang ketiga bertanya dengan pertanyaan yang sama. “Manakah yang iebih utama, mengerjakan dosa besar atau dosa kecil?”

“Orang yang mengerjakan dosa besar,” jawab Abu Nawas

Jawaban tersebut membuat si penanya ketiga kaget. “ Apa dalilnya ?” katanya.

“Sebab pengampunan Allah kepada hambaNya sebanding dengan besarnya dosa hamba twersebut,” jawab Abu Nawas singkat.

Orang ketiga pun menerima argumentasi Abu Nawas dengan senang. Ketiganya pulang dengan rasa puas.

Kemudian ada salah satu murid yang kurang mengerti dan kemudian berkata kepada Abu Nawas, “Mengapa dengan pertanyaan yang sama bisa menghasilkan jawaban yang berbeda?”

“Manusia dibagi tiga tingkatan”kata abu nawas. Tingkatan pertama adalah tingkatan mata, selanjutnya tingkatan otak dan terakhir tingkatan hati.”

“Apakah tingkatan mata itu?” tanya si murid

“Seperti anak kecil yang melihat bintang di langit. la mengatakan bintang itu kecil karena ia hanya menggunakan mata,” jawab Abu Nawas dengan memberikan pengandaian.

“Sedangkan tingkatan otak itu?” tanya si murid

“Orang pandai yang melihat bintang di langit. la mengatakan bintang itu besar karena ia berpengetahuan,” jawab Abu Nawas.

“Lalu untuk tingkatan hati itu?” tanya murid Abu Nawas.

” Untuk tingkatan hati seperti orang pandai dan mengerti yang melihat bintang di langit. la mengatakan bahwa bintang itu kecil. sedangkan dirinya tahu bahwa bintang itu besar. Sebab orang yang mengerti, tidak ada sesuatu apapun yang besar jika dibandingkan dengan Maha Besarnya Allah,” katanya.