Habib Ja’far: Gunakan Teknologi Sebagai ‘Khodam’ Modern

Habib Ja’far: Gunakan Teknologi Sebagai ‘Khodam’ Modern

Habib Ja’far khodamnya apa ya kira-kira? Baca selengkapnya artikel khodam Habib Ja’far

Habib Ja’far: Gunakan Teknologi Sebagai ‘Khodam’ Modern

Di zaman serba media kayak sekarang, mencari bantuan spiritual atau ‘khodam’ nggak perlu lagi pakai cara-cara penuh risiko hingga menggadai iman tauhid. Habib Ja’far baru-baru ini menjelaskan pentingnya memanfaatkan teknologi sebagai khodam modern yang sesuai dengan ajaran Islam dan kebutuhan sehari-hari kita.

“Khodam saya sekarang aplikasi NU Online,” ujar Habib Ja’far. “Saya download aplikasi ini buat baca Maulid, Ratib, wirid, dan cek ayat-ayat yang saya butuhin buat dakwah. Nggak perlu ribet cari khodam sampai ke alam gaib yang rawan tipu-tipu atau penyimpangan.”

Khodam Syar’i?

Menurut Habib Ja’far, teknologi bisa jadi khodam yang efektif dan sesuai syariat Islam. Misalnya, buat mahasiswa yang lagi ngerjain skripsi atau nulis jurnal, bisa pakai ChatGPT buat cari materi-materi ilmiah. Tapi ingat, itu hanya untuk mencari materi dan memudahkan menyaring bejibun informasi atau literatur review.  

Juga, buat yang lagi cari kerja, bisa download LinkedIn dan pasang portofolio di sana biar dilirik perusahaan besar.

“Kalau butuh jodoh, gabung aja grup WhatsApp Majelis Taklim, baik bapak-bapak maupun ibu-ibu, buat kenalan dan dapet atensi. Kalau butuh khodam perjalanan, banyak aplikasi traveling yang bisa bantu cari transportasi sampai hotel,” jelas Habib Ja’far dalam video di kanal Youtube Jeda Nulis.

Khodam 4.0

Kata “khodam” berasal dari bahasa Arab. Artinya adalah pembantu. Jadi, segala hal yang bantu kita bisa disebut khodam. 

Khodam 4.0, menurut Habib Ja’far, adalah teknologi canggih yang bisa kita manfaatin buat nyelesain segala masalah hidup. 

Habib Ja’far juga ingetin bahwa dalam khazanah sejarah Islam, Nabi Sulaiman disebutkan pakai khodam dari bangsa jin. Tapi, penting diinget bahwa Nabi Sulaiman mintanya tetep langsung ke Allah, alih-alih ngajuin proposal ke bangsa jin. 

“Jadi nggak ada nilai kesyirikan di situ,” ujarnya.

Khodam jadi Satpam?

Nabi Muhammad dalam salah satu riwayat jelasin bahwa khodam kita itu adalah tiga Qul (Qulhu Mu’awwidhatain), yaitu Surat Al-Falaq, An-Nas, dan Al-Ikhlas, yang dibaca sebelum tidur buat perlindungan dari segala ancaman, baik dari manusia maupun jin. 

“Surah Az-Zumar ayat 38 juga nyebut bahwa cukuplah Allah sebagai penolong kita buat lindungi dari segala ancaman.” terang Habib Ja’far. “Jadi kita sebenarnya nggak perlu cari khodam gaib. Agama kita udah kasih banyak bantuan yang lebih canggih dan aman. Kita juga dijamin oleh Allah, kayak yang disebut dalam Al-Qur’an: Cukuplah Allah sebagai penjaga kita.”

Habib Ja’far juga peringatkan bahwa pakai khodam jin bisa bawa pada kesyirikan atau kefasikan. Nabi Sulaiman adalah raja atas khodam-khodamnya, tapi beliau tetap ngabdi ke Allah SWT. 

“Termasuk kesalahan besar adalah ngandalin khodam jin dan bukan Allah. Pesimisme dan kebodohan adalah dua hal yang bisa ngejebak kita pakai khodam dari bangsa jin. Padahal Al-Qur’an ngelarang kita putus asa dan menganjurkan buat selalu berusaha serta beriman kepada Allah SWT,” kata Habib Ja’far. 

Karena itu, Habib Ja’far ngingetin lebih baik perkuat keimanan dan kewarasan kita. Khodam terbaik adalah Allah. Kita pun juga harus jadi khodam Allah biar Dia bantu nyelesain masalah kita. 

Intan surullaha yansurukum, jadilah pembantu Allah maka Allah akan bantu kita,” tegas Habib Ja’far, mengutip surah Muhammad ayat 7. 

Islam itu Rasional

Dalam Islam, solusi atas masalah kita pada dasarnya adalah hal-hal yang rasional dan ditopang oleh aspek spiritual. Misalnya, buat masalah ekonomi, kita berdoa dan bersedekah. Buat masalah jodoh, kita silaturahmi dan berdoa. 

“Semuanya bersifat rasional dan spiritual, bukan cari hal-hal yang nggak masuk akal kayak khodam gaib,” tutur Habib Ja’far.

Nah, dengan bekal iman dan kecerdasan itu kita nggak bakal mudah diperdaya oleh siapa pun, baik manusia maupun jin. 

Dan, yang paling penting adalah selalu berharap kepada Allah. “Kalau kita udah sama Allah, apa lagi yang perlu kita khawatirin?” tutup Habib Ja’far.