Gus Baha: Cara Spesial Menghidupkan Malam Hari Raya Idul Fitri 2020

Gus Baha: Cara Spesial Menghidupkan Malam Hari Raya Idul Fitri 2020

Gus Baha memberikan empat cara untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri 2020 M/1441 H

Gus Baha: Cara Spesial Menghidupkan Malam Hari Raya Idul Fitri 2020

Bulan Ramadhan 1441 H telah usai, kenangan bersama Ramadhan tentu menjadi kenangan yang sangat dirindukan, karena harus menunggu 11 bulan kemudian agar bertemu kembali dengan bulan yang penuh berkah ini. Itu pun, jika Allah SWT memberi kita umur panjang. Gus Baha Idul Fitri

Ala kulli hal, sebagai manusia yang diberikan hati oleh Allah SWT, sepatutnya untuk tetap mensyukuri apa yang Allah SWT karuniakan. Bersyukur berjumpa dengan Ramadhan, begitu juga bersyukur berpisah dengan Ramadhan. Alhamdulillah.

Di malam lebaran ini, ada pesan-pesan menarik dari Gus Baha. Selain memberikan pesan-pesan menyentuh hati, Gus Baha juga memberikan amalan kebaikan yang dapat dilakukan sebanyak mungkin di malam Idul Fitri sehingga dapat menjadi amalan penyempurna dan pelengkap Ramadhan kita semua.

Pertama, silaturahmi, menyambung tali persaudaraan. Namun di tengah COVID-19 yang melanda kita bisa menggunakan sarana lain untuk silaturrahmi. Bahkan, pengajian bersama Gus Baha yang sedang tayang di You Tube ini juga menggunakan media canggih dari zoom. Lalu, apakah sama nilainya atau esensi atau unsur ibadahnya jika silaturahmi via zoom, whatsapp, telepon?

“Iya, nilainya sama,” jawab Gus Baha saat memberikan tausiyah di acara Rayakan Kebaikan di Narasi TV.

Kedua, birrul walidain, berbuat baik kepada orang tua. Jika masih ada di antara kita yang memiliki egoisme tinggi sehingga menghalangi kita untuk berbuat baik kepada orang tua, atau bahkan lupa dengan orang tua (naudzubillah), maka inilah salah satu saat yang tepat untuk menyudahi itu semua.

Mari berbuat baik sebanyak-banyaknya kepada orang tua. Mulai dari hal kecil, seperti membuatnya tersenyum di malam Idul Fitri ini, atau membantu pekerjaan rumah, atau hal-hal baik lain yang dapat membuat kedua orang tua tidak kecewa.

Alkisah, Rasulullah SAW pernah memberi tahu para sahabat bahwa ada orang-orang yang mendapatkan pahala yang setara dengan sahabat yang ikut perang badar, padahal mereka tidak ikut dalam peperangan. Para sahabat pun bertanya, “Mengapa sama wahai Rasulullah SAW?”

“Karena mental (kekuatan hati) mereka sama dengan yang sedang berperang dan ketidakikutsertaan mereka adalah karena ada halangan syar’I,” jawab Rasul.

Saat itu sahabat-sahabat yang lain ingin berjumpa dan sowan kepada Rasulullah SAW, namun ‘Uways al-Qarni berhalangan karena harus mengurus ibundanya. Akhirnya, ‘Uways al-Qarni mendapat julukan ‘Khairul Qurun” dari Rasulullah SAW, tetap dinilai dan dianggap pernah sowan dan berjumpa dengan Nabi SAW. Bahkan para sahabat seperti Umar bin Khattab dan Sayyidina mengapresiaisi keutaman ‘Uways al-Qarni dan meminta menyampaikan salamnya kepada ‘Uways al-Qarni, dan mintalah istighfar (meminta untuk didoaka) karena istighfar ‘Uways al-Qarni itu mustajab (doanya terkabul). Predikat dan keutamaan tersebut karena amalan ‘Uways al-Qarni kepada ibundanya, dan birrul walidain adalah juga perintah dari Rasulullah SAW.

Ketiga, sakit. Sakit yang dimaksud dalam konteks ini bukan sakit yang sebenarnya, melainkan  kabar bahagia untuk orang yang sedang sakit. Seseorang yang sudah terbiasa melakukan kebaikan, ibadah seperti tahajud, witir saat sehat maka kebaikan pahalanya tetap dan tidak berkurang saat dirinya sakit. Artinya tahajud dan witirnya yang tidak bisa dilakukan saat sakit tetap dihitung pahala melakukan ibadah tersebut.

Keempat, memperbanyak zikir, takbir, shalat, membaca al-Qur’an dan menahan diri untuk tidak membuat kerusakan umat. Sekaligus hal ini disampaikan oleh Gus Baha di detik akhir pengajian sebagai ijazah yang dapat diamalkan oleh kita semua, yaitu menghidupkan malam hari raya dengan memperbanyak silaturahmi (poin pertama), birrul walidain (poin kedua) , zikir, istighfar, salawat Nabi, membaca al-Qur’an dan menahan diri untuk tidak melakukan kerusakan umat.

Gus Baha pun melanjutkan tausiyahnya di Narasi TV yang bekerjasama dengan Cariustadz.id ini dengan membacakan kepada kita semua Hadis Rasulullah SAW:

من أحيا ليلة الفطر وليلة الأضحى لم يمت قلبه يوم تموت القلوب

“Orang yang menghidupkan malam eid fitri dan eid adha makaa hatinya tidak akan mati di hari matinya hati’

Maka, marilah kita semua menghidupkan malam Idul Fitri ini dengan melakukan amalan-amalan kebaikan seperti silaturahmi, birrul walidain, salat, zikir, istighfar, salawat kepada Nabi SAW, memperbanyak al-Qur’an serta menahan diri untuk tidak melakukan kerusakan umat.

Apa yang dimaksud dengan kerusakan umat? Saat pandemi seperti ini maka tetaplah melakukan isolasi diri bagi yang sakit supaya tidak memperbanyak rantai penyebaran COVID-19, tidak keluar rumah kecuali sangat penting dan tetap mematuhi protokol dan peraturan pemerintah dan ulama.

“Kebaikan yang terhalang oleh sesuatu tidak akan menjadikan hilangnya suatu nilai pahala dari kebaikan tersebut dan tetap dihitung pahala,” ucap Gus Baha.

Jadi, tetap sabar dan bersyukur, ya teman-teman! (AN)