#JogjaMemanggil: Foto Demo Tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di Malioboro Jogja

#JogjaMemanggil: Foto Demo Tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di Malioboro Jogja

Demo tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di Jogja pada Kamis (8/10) kemarin. Demonstran terdiri dari elemen mahasiswa dan masyarakat yang tergabung dalam aksi #JogjaMemanggil.

#JogjaMemanggil: Foto Demo Tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di Malioboro Jogja

Di tengah pandemi yang makin menghantam rakyat dan ketidaksigapan pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19, DPR RI justru mencuri kesempatan dengan mengegolkan Omnibus Law UU Cipta Kerja pada Sabtu (3/10) lalu. Kontan, masyarakat menyambut dengan menggelar aksi demo tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di berbagai kota, termasuk di Jogja. Demonstrasi ini diikuti oleh ribuan orang dari mahasiswa dan masuyarakat yang tergabung dalam aksi #JogjaMemanggil.

Berikut tangkapan kamera kontributor kami di tengah aksi demo tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di Jogja, yang terpusat di sepanjang Jl. Malioboro Jogja.

Demo Tolak Omnibus Law Jogja

Omnibus Law Sudah Tiba di Depan Rumahmu
Pekerja tidak lain menjadi pihak paling terdampak dari disahkannya Omnibus Law UU Ciptakerja. Keringat buruh dan para pekerja merupakan sumber nafkah bagi seluruh keluarga. Omnibus Law UU Ciptakerja yang berpotensi menutupi sumber nafkah, laksana orang asing yang tiba-tiba mengetuk pintu rumah tanpa permisi.

 

Demo Tolak Omnibus Law Jogja

The Real Virus is Omnibus!
Demo tolak Omnibus Law yang terpusat di Malioboro Jogja pada Kamis (8/10) diikuti oleh ribuan demonstran yang terdiri dari mahasiswa, aktivis, serikat buruh dan elemen masyarakat. Di tengah pandemi virus Covid-19, kerumunan warga dalam jumlah besar bukan pemandangan yang lazim. Seorang pendemo mengingatkan bahwa virus yang tak kalah mematikan adalah Omnibus. Ketika rakyat sibuk bertarung menanggulangi dampak Covid-19, wakil rakyat justru diam-diam mengesahkan Omnibus Law UU Ciptakerja. Virus Covid-19 telah merenggut nyawa puluhan ribu warga Indonesia. Virus keserakahan mematikan hati nurani wakil rakyatnya. Yang menyedihkan, negara tak dapat berbuat banyak dalam menghadapi keduanya.

 

Demo Tolak Omnibus Law Jogja

Lawan Kepuanan yang Maha Tirani!
Ke-puan-an, mengingatkan pada nama ketua DPR RI: Puan Maharani. Beberapa waktu lalu, nama Puan mencuat setelah video viral di sosial media. Video tersebut menampilkan Ketua DPR Puan Maharani yang diduga sengaja mematikan mikrofon saat anggota DPR dari fraksi Demokrat Benny K. Harman menyampaikan interupsinya di tengah sidang paripurna pengesahan RUU Cipta Kerja menjadi UU. Puan diduga beberapa kali mematikan mikrofon Benny yang sedang berdebat dengan Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin selaku pimpinan sidang paripurna.Tempat di mana suara rakyat dipertaruhkan, justru dengan gampangnya dibungkam dengan telunjuk jari ketua dewan wakil rakyat. Kepuanan yang maha tirani?

 

Demo Tolak Omnibus Law Jogja

Penanda Generasi
Demo tolak Omnibus Law UU Citpakerja di Jogja merupakan rangkaian dari gerakan #ReformasiDikorupsi sejak tahun lalu. Selang dua puluh tahun setelah reformasi 1998, Gerakan #ReformasiDikorupsi menjadi panggung anak muda generasi internet dalam menyuarakan haknya sebagai warga negara. Menandai lahirnya aktivisme generasi baru yang lahir dari generasi internet. Tampak seorang pegawai senior dari salah satu kantor pemerintahan di kawasan Malioboro turut mengambil gambar dari peristiwa demonstrasi tolak Omnibus Law di Jogja, Kamis (8/10) kemarin.

 

Anak Bangsa
Tampak seorang demonstran di Jogja mengecat wajahnya dengan simbol bendera bintang kejora. Simbol ini merupakan identitas kebudayaan masyarakat Papua Barat. Bintang Kejora sering dianggap sebagai simbol separatis. Namun, oleh Presiden Abdurrahman Wahid dimaknai sebagai simbol kultural sehingga diperbolehkan dalam konteks kebudayaan. Isu Papua Barat belakangan mencuat kembali di Sidang Umum PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) ke-75 pada 26 September kemarin. Persoalan muncul ketika perwakilan dari Vanuatu mengangkat isu pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Papua yang dilakukan oleh Indonesia.

Foto: Fatin Ilfi. Teks: Redaksi