Fez, Kota Spiritual dan Budaya Warisan Peradaban Islam di Maroko

Fez, Kota Spiritual dan Budaya Warisan Peradaban Islam di Maroko

Fez, Kota Spiritual dan Budaya Warisan Peradaban Islam di Maroko

Fez merupakan salah satu kota penting yang ada dalam sejarah peradaban Islam. Terletak di Maroko atau  dikenal dengan kawasan Al-Maghrib Al-Arabi, sekiranya 198 kilometer dari ibu kota Maroko yaitu Rabat, Fez dikenal sebagai kota pertemuan berbagai etnis baik itu Arab, Berber, Yahudi maupun Spanyol.

Sebagaimana dijelaskan Ibnu Khaldun dalam kitabnya Tarikh Ibnu Khaldun, kota yang terkenal indah dan eksotik ini dibangun pertama kali oleh Raja Idrisiyah I pada tahun 789 M, yang kemudian dilanjutkan oleh Raja Idrisiyah II hingga 810 M.

Fez sendiri terdiri dari dua bagian, yaitu Fez-lama dan Fez-baru. Fez-lama disesaki dengan rumah-rumah atau bangunan berhimpitan sebagaimana kota-kota tua yang ada di Arab, sehingga dikenal dengan nama Fez el-Bali yang ditetapkan UNESCO sebagai salah satu situs warisan dunia.

Sementara, Fez-baru didirikan oleh Raja Idris II tahun 809, berlokasi di samping kota lama atau tepatnya di tepi kanan sungai Fez sebagai ibu kota negara. Kendati dipisahkan oleh sungai yang relatif kecil, kedua kota tersebut berkembang terpisah sebelum disatukan di masa Dinasti Murabithun pada abad ke 11. Pasalnya, di masa Murabithun, ibu kota dipindah dari Fez ke Marrakech, tetapi Fez tetap menjadi kota yang ramai dengan perdagangannya walaupun tidak menjadi ibu kota.

Kota Fez-lama dipenuhi dengan banyaknya yang berhimpitan, seperti kota-kota kuno di wilayah Arab. Dengan dikelilingi tembok atau benteng dengan tinggi sekitar 5 meter, membuat kota ini begitu indah. Sejak 1000 tahun yang lalu, bangunan di Fez-lama tidak berubah dan tetap sebagaimana kita ketahui saat ini.

Pada masa Dinasti Muwahidun (1130-1269), Fez menjadi kota terbesar di dunia tepatnya tahun 1170-1180. Dalam sejarahnya, Fez silih berganti di bawah berbagai pemerintahan, di antaranya mulai Dinasti Idrisiyah, sampai Dinasti Marinid, Dinasti Saadi 1554-1649, dan sebagainya. Sejak tahun 1649, Fez menjadi pusat negeri Maroko dan perdagangan kaum Berber.

Fez kembali menjadi ibu kota pemerintahan, ketika Banu Marin atau Dinasti Marinid mengalahkan Dinasti Muwahidun pada tahun 1276 M, yang merupakan puncak kejayaan Fez el-Bali. Di mana pada masa ini, banyak dibangun benteng-benteng yang ada di kota Fez. Fez kemudian menjadi wilayah independen dibawah  pimpinan Raja Yazid 1790-1792 dan Abu Rabi Sulayman 1792-1795. Pada tahun 1819-1821 M, Fez menjadi bagian kekuasaan kelompok pemberontak Ibrahim ibn Yazid dan kaum pemberontak pimpinan Muhammad ibn Thayyib pada 1830 M.

Pada abad pertengahan selain menjadi kota terbesar di dunia, Fez sempat menjadi tempat perlindungan kaum Muslim dan Yahudi yang terusir dari Andalusia. Dalam perkembangannya, Fez semakin maju dan bernuansa Arab setelah kehadiran imigran dari Cordoba dan Kairouan. Mereka banyak membangun masjid serta Universitas seperti Qarawiyin yang didirikan oleh seorang muslimah sekaligus juga saudagar, yang menghibahkan hartanya untuk membangun universitas tersebut.

Sebagai salah satu kota tua dalam peradaban Islam, banyak bangunan-bangunan bersejarah di dalamnya selain mempunyai nilai-nilai sejarah juga mempunyai nilai-nilai budaya, spiritual dan pendidikan. Diantaranya Masjid Al-Qarawiyin, yang menjadi cikal bakal Universitas Al-Qarawiyin yang merupakan salah satu universitas tertua di dunia yang didirikan oleh sosok muslimah yang  bernama Fatimah Al-Fihri.

Kemudian ada juga Madrasah Bu Inaniya, yang merupakan salah satu pusat budaya dan peradaban Islam yang ada di Fez. Ia dibangun pada tahun 1351-1356 M oleh Raja Berber Abu Inan Faris. Selain menjadi madrasah, Bu Inaniya juga berfungsi menjadi masjid sehingga dalam bangunannya terdapat menara.

Peninggalan penting peradaban Islam di Fez lainnya adalah Mausoleum Idris II, yang merupakan kompleks makam yang terdapat di dalam sebuah masjid. Tempat ini menjadi tempat kedua yang banyak dikunjungi oleh orang Fez setelah Masjid Al-Qarawiyin.

Gate adalah sepenggal sisa benteng kuno di Fez yang masih terawat sampai saat ini. Masjid Nejjerine juga salah satu yang ada di Fez, yang merupakan warisan sejarah peradaban Islam.

Ya, Fez di masa lalu adalah kota peradaban Islam dan ilmu. Di sana terdapat banyak makam, seperti makam pendiri Thoriqoh Tijaniyah Syekh Abul Abbas Ahmad bin Muhammad bin Al-Mukhtar at-Tijani, makam Syekh Abu Abdullah Muhammad bin Muhammad bin Daud As-Shonhaji pengarang kitab Jurumiyah dan makam-makam lainnya. Ini barangkali penjelasan mengapa kota Fez mempunyai nilai spiritual yang begitu tinggi.

Kota Fez, khususnya Fez-lama, adalah wilayah yang bebas dari kendaraan bermotor, dengan udara segar serta suasana yang indah namun ramai. Selain itu di sana juga terdapat salah satu keunikan, yaitu ketrampilan masyarakat Fez dalam mengolah kulit sapi dan domba.

Di era modern, salah satu ulama terkenal yang lahir dari Fez adalah Alal Al-Fasi, ahli Ushul Fikih dan Maqasid Syari’ah dengan karyanya yang terkenal Maqasid Syari’ah Islamiyah wa Makarimuha. Selain itu juga ada Fetima Mernissi, tokoh feminisme Islam yang tidak asing dalam kajian pemikiran Islam kontemporer dan gender.

Dalam perkembangannya, Fez sering menjadi pusat pemerintahan dan ibu kota dinasti-dinasti atau para penguasa yang pernah berkuasa di Maroko, sehingga pada masa pendudukan Perancis atas Maroko, ibu kota Maroko dipindah ke Rabat sampai saat ini.

BACA JUGA Kisah Isra Miraj: Langit Cemburu pada Bumi lalu Merayu Tuhan agar Dikunjungi Nabi Muhammad ATAU Artikel-artikel menarik lainnya