Serikat perempuan nahdliyin merilis buku baru berjudul Gerakan Perempuan Islam Moderat: Sejarah PW Fatayat NU DIY. Buku ini ditulis olh tim Pengurus Wilayah (PW) Fatayat NU DIY.
Ketua Pengurus Wilayah NU DIY KH. Ahmad Zuhdi Muhdlor mengatakan bahwa tradisi teks dalam sejarah peradaban Islam perlu semakin digiatkan. Alasannya, tulisan akan mengikat ilmu pengetahuan secara kuat, sehingga dapat ditiru, dikaji dan dipelajari sehingga memberikan inspirasi tanpa batas.
“Fatayat NU telah melakukan migrasi, dari tradisi oral menuju tradisi penulisan. Ini merupakan karya yang sangat penting, isinya sangat bagus, karena telah merekam jejak jejak Fatayat NU DIY, sekaligus antisipasi untuk langkah langkah selanjutnya” jelasnya dalam acara laubching buku yang bertempat di Aula Komplek G Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak Yogyakarta (19/03/2021).
Untuk diketahui, buku Gerakan Perempuan Islam Moderat merekam peran PW Fatayat NU DIY dalam mengembangkan moderasi islam, khususnya isu keadilan dan kesetaraan gender di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan sejak berdirinya organisasi ini di Yogyakarta.
Isu pemberdayaan perempuan yang kemudian diperluas cakupannya dengan isu perlindungan anak, menjadi fokus dan prioritas program Fatayat NU. Selain untuk merekam dan mendokumentasikan jejak perjuangan, buku ini diharapkan bisa menjadi literature yang berguna bagi pegiat sosial, akademis, aktivis perempuan, dan masyarakat, khususnya bagi generasi Nahdlatul Ulama dan kader Fatayat NU untuk berjuang di masa depan.
Salah satu babak yang tertuang dalam buku ini adalah rekam-jejak PW Fatayat NU DIY, mulai dari tahun 1984 – 1988 (dipimpin oleh Lilik Haryati), kemudian tahun 1989 -1992 (dipimpin oleh Sri Andari), hingga masa pra-reformasi (dipimpin oleh Habibah Musthofa pada kurun waktu 1993 – 1997 dan 1997 – 2001.)
Arah baru Gerakan Perempuan di Era Reformasi dipimpin oleh Choirotun Chisaan pada kurun tahun 2001 – 2006. Pada kurun waktu 2007 – 2009 PW Fatayat NU DIY dipimpin oleh Siti Rohmah Nurhayati.
Selanjutnya kepemimpinan Isti Zusrianah pada kurun waktu 2012 – 2017. Terakhir adalah kepengurusan PW Fatayat NU DIY yang dipimpin oleh Khotimatul Husna yang bersinar bagaikan bintang kejora.
Buku ini menguraikan bahwa PW Fatayat NU DIY terbentuk pada tahun 1961, selang 10 tahun dari sejak Fatayat NU Pusat didirikan. PW Fatayat NU DIY dipelopori oleh para pelajar dan mahasiswa yang berlatar belakang NU yang sedang menimba ilmu di Yogyakarta.
Sejak lahirnya PW Fatayat NU DIY, model pemilihan ketua tidak melalui konferensi sebagaimana di wilayah lain, namun ‘sistem tunjuk’, yakni menunjuk dan membujuk orang yang dirasa mampu dan mau memegang tampuk kepemimpinan dan pengurus. Pada saat itu ditunjuklah mahasiswai Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga yang berasal dari Kulon Progo, bernama Mimin Austiyana.
Hadir dalam acara Launching buku Gerakan Perempuan Islam moderat: Sejarah PW Fatayat NU DIY ini, Ketua PWNU DIY KH. Ahmad Zuhdi Muhdlor, M.Hum dan Anggota DPD RI Daerah Istimewa Yogyakarta Dr. KH. Hilmi Muhammad, MA.
Wakil Ketua PW Fatayat NU DIY Rindang Farihah, M.SI dalam sambutanya mengatakan bahwa melalui buku ini, Fatayat NU DIY bisa mengambil pelajaran tentang apa yang sudah pernah dilakukan, untuk kemudian dapat melanjutkan program program strategis bagi Gerakan Fatayat NU mendatang.