Seorang teman memosting kegiatannya di media sosial saat memberikan bantuan kepada orang-orang yang terdampak Covid-19. Teman lain tiba-tiba menyaut ketus, “Bukankah itu perbuatan riya’, ya?” Saya kemudian menjawab pertanyaan tersebut, “Yang tahu perbuatannya itu riya atau bukan hanya Allah dan hati orang itu sendiri.” doa riya
Memang benar, terkadang kita tanpa sadar berbuat riya ketika beramal dan ingin orang lain memuji kita. Walaupun demikian, kita tidak boleh serta-merta memvonis perbuata orang yang demikian sebagai perbuatan riya’. Hal ini bisa menjadikan kita berprasangka buruk kepada orang lain, sedangkan prasangka buruk adalah hal yang dilarang.
Ada suatu doa yang bisa kamu baca dan amalkan agar terhindar dari perbuatan riya dan ingin dipuji orang lain, karena perbuatan baik yang telah kita lakukan.
Berikut doa agar terhindar dari sifat riya dan ingin dipuji orang:
- اللَّهُمَّ وَفِّقْنَا لِهُدَاكَ وَاجْعَلْ عَمَلَنَا فِي رِضَاكَ
Allahumma waffiqna lihudaka waj’al amalana fi ridhaka
Artinya, “Ya Allah, tuntunlah kami menuju petunjukmu dan jadikan amal perbuatan yang kami lakukan sebagai amal yang selalu dilakukan hanya karena mengharap ridha-Mu.”
Selain membaca doa ini, kita juga harus berusaha sekuat tenaga untuk mencegah perbuatan-perbuatan yang mengarah pada sifat riya’, karena jika kita teremus pada perbuatan riya’, maka sia-sia sudah amalan atau ibadah yang telah kita lakukan.
Pasalnya, saat kita melaksanakan sebuah amalan atau ibadah, kemudian kita riya dan ingin dipuji orang atas perbuatan baik kita, maka kita hanya mendapatkan pujian tersebut saja, kita tidak akan mendapatkan pahala dari Allah SWT atas perbuatan baik yang kita lakukan.
Itu kalau kita memang benar-benar berhasil memikat hati orang lain dan mendapatkan pujian. Jika tidak, maka kita akan rugi dua kali, yaitu: ibadah kita tidak diterima Allah SWT dan tidak diberi pahala, kemudian tidak mendapatkan pujian atau kesan baik dari orang lain. Kasihan, bukan?
Kita tentu ingat salah satu hadis masyhur yang diriwayatkan oleh Umar bin Khattab tentang niat, yaitu setiap orang diganjar berdasarkan niatnya, jika ia niatkan suatu perbuatan untuk Allah SAW, maka ia akan mendapatkannya, namun jika ia hanya ingin dipuji orang lain, maka ia hanya akan mendapatkan pujian itu. Naudzubillah min dzalik. (AN)
Wallahu a’lam.