Dengki Memang Perbuatan Tercela, Tapi dalam Dua Hal Ini Dibolehkan

Dengki Memang Perbuatan Tercela, Tapi dalam Dua Hal Ini Dibolehkan

Dengki Memang Perbuatan Tercela, Tapi dalam Dua Hal Ini Dibolehkan

Iri, dengki, dan hasad adalah sifat yang dilarang di dalam Islam. Orang yang kena penyakit hasad susah untuk melihat orang lain bahagia. Mereka ingin kebahagian yang dimiliki orang lain itu dicabut. Kalau ada tetangga kaya misalnya, mereka ingin tetangga itu jatuh miskin. Makanya, hasad sangat dibenci dalam Islam. Kita harus berusaha untuk menjauhkan diri dan keluarga kita dari sifat hasad.

Akan tetapi, ternyata, tidak semua hasad dilarang dalam Islam. Dalam hadis riwayat Abdullah ibn Mas’ud, ada dua bentuk hasad yang dibolehkan. Rasulullah SAW bersabda:

لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَسُلِّطَ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الْحَقِّ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ الْحِكْمَةَ فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا

Artinya:

“Tidak boleh dengki kecuali terhadap dua hal: (terhadap) seorang yang Allah berikan harta lalu dia pergunakan harta tersebut di jalan kebenaran dan seseorang yang Allah berikan hikmah lalu dia mengamalkan dan mengajarkannya kepada orang lain”. (HR: Al-Bukhari)

Dalam Islam ada jenis hasad yang diperbolehkan, yakni hasad kepada orang yang dermawan atas harta dan ilmu. Dalam hal ini, hasad dimaksudkan untuk memotivasi diri supaya bisa seperti orang tersebut atau bahkan lebih baik, tanpa berharap agar orang lain itu nasibnya menjadi buruk.

Sebetulnya, hadis ini dimaksudkan bukan menyuruh kita untuk hasad. Namun lebih menyuruh kita untuk lebih tekun lagi dalam menuntut ilmu supaya bisa mendapat hikmah yang banyak.

Selain itu, ada literatur yang menyebutkan mengenai kandungan dari hadis ini yaitu supaya kita memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk mencari ilmu selagi masih menjadi rakyat kecil. Sebab biasanya orang-orang yang sudah memangku jabatan, akan sulit mencari dan menerima ilmu.

[Artikel ini bagian dari program One Day One Hadis yang diinisiasi Pesantren Ilmu Hadis Darus-Sunnah. Pesantren ini didirikan Almarhum Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Ya’qub, MA. Pesantren Darus-Sunnah saat ini dalam tahap pengembangan dan pembangunan, bagi yang mau berdonasi silahkan klik link ini]