Deddy Corbuzier Menikah Dengan Sabrina Chairunnisa, Ini Nasihat Gus Miftah

Deddy Corbuzier Menikah Dengan Sabrina Chairunnisa, Ini Nasihat Gus Miftah

Setelah tiga tahun menjadi mualaf, Deddy Corbuzier akhirnya menikah dengan kekasihnya, Sabrina Chairunnisa. Keduanya melangsungkan akad nikah di Hotel Fairmont, Jakarta Pusat, pada Senin, 6 Juni 2022.

Deddy Corbuzier Menikah Dengan Sabrina Chairunnisa, Ini Nasihat Gus Miftah
Deddy Corbuzier (poto by @mastercorbuzier)

Setelah tiga tahun menjadi mualaf, Deddy Corbuzier akhirnya menikah dengan kekasihnya, Sabrina Chairunnisa. Keduanya melangsungkan akad nikah di Hotel Fairmont, Jakarta Pusat, pada Senin, 6 Juni 2022. Gus Miftah menjadi salah satu orang yang hadir pada hari bahagia tersebut untuk menyampaikan khutbah dan nasihat pernikahan. Hari bahagia mantan pesulap terkenal itu dihadiri oleh sejumlah saksi, seperti Jendral TNI (Purn) Prof Dr. A.M Hendropriyono dan Jaksa Agung Prof. Dr. ST. Burhanuddin.

Gus Miftah, dalam wawancaranya terkait pernikahan rekannya itu, mengatakan bahwa pernikahan tersebut telah direncanakan sejak sebelum lebaran. Bahkan setelah Deddy mengucapkan syahadat pada tahun 2019 lalu, ia meminta saran kepada Gus Miftah tentang yang harus ia lakukan selanjutnya. Lalu Gus Miftah menyarankan Deddy Corbuzier untuk menikah.

Uniknya, pernikahan seorang youtuber sukses itu dinilai sangat private dan jauh dari gembar-gembor pemberitaan. Ketika ditanya alasannya oleh Gus Miftah, Deddy menjawab ia ingin pernikahannya lebih khusyuk dan sakral. Deddy juga mengatakan bahwa pernikahan itu tidak harus mewah yang penting sah, yang wajib itu mahar bukan mahal.

Lebih lanjut, Gus Miftah menceritakan bahwa beliau menyampaikan nasihat pernikahan sebanyak dua kali. Pertama setelah akad di pagi hari, kedua setelah resepsi di malam hari. Adapun nasihat Gus Miftah, berhubung Deddy pernah gagal dalam pernikahan sebelumnya, maka beliau menasehati agar Deddy lebih berhati-hati. Gus Miftah juga memberi pesan agar senantiasa memperbaiki diri agar menjadi pribadi yang shaleh/shalehah.

“Banyak perempuan mencari suami shaleh, begitupun banyak laki-laki mencari istri shalehah. Pertanyaannya, kenapa ‘mencari’ bukan ‘menjadi’?”tutur Gus Miftah.

Agaknya pesan ini selaras dengan firman Allah SWT:

الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ ۖ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ ۚ

Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). (An-nur [24] : 26)

Nasihat itu tentu berlaku bagi yang belum ataupun sudah menikah. Bagi yang belum menikah, sebelum mencari pasangan yang shaleh/shalehah hendaknya menjadikan diri sendiri shalehah/shaleh. Karena orang yang baik biasanya mendapatkan orang yang baik pula. Meskipun ada beberapa pengecualian, seperti yang terjadi pada istri Nabi Luth dan Nabi Nuh yang durhaka, atau istri Fir’aun yang shalehah dan masuk surga.

Adapun bagi yang sudah menikah, hendaknya saling memperbaiki diri masing-masing dan memaklumi kekurangan pasangan. Karena terkadang banyak dari kita yang lebih mudah menuntut kepada pasangan, namun lupa akan kekurangan diri sendiri. Atau banyak yang berekspektasi mendapatkan pasangan terbaik, tapi luput untuk menjadikan diri sendiri baik.

Wallahu a’lam..