Mengetahui tata cara penyelenggaraan jenazah, mulai dari memandikan sampai menguburkan, penting diketahui bagi setiap muslim, minimal dalam setiap keluarga mesti ada yang mengetahuinya, supaya ketika ada keluarga yang meninggal ada pihak keluarga yang tahu cara mengurusinya.
Salah satu permasalahan yang sering ditanyakan adalah bagaimana posisi tangan mayat, apakah dibiarkan lurus atau bersedekap, diletakkan di atas dada?
Dalam madzhab Syafi’i keduanya sama-sama dibolehkan. Syekh Khatib al-Syirbini menjelaskan:
ﻭَﻫَﻞْ ﺗُﺠْﻌَﻞُ ﻳَﺪَاﻩُ ﻋَﻠَﻰ ﺻَﺪْﺭِﻩِ اﻟْﻴُﻤْﻨَﻰ ﻋَﻠَﻰ اﻟْﻴُﺴْﺮَﻯ ﺃَﻭْ ﻳُﺮْﺳَﻼَﻥِ ﻓِﻲ ﺟَﻨْﺒِﻪِ؟ ﻻَ ﻧَﻘْﻞَ ﻓِﻲ ﺫَﻟِﻚَ، ﻓَﻜُﻞٌّ ﻣِﻦْ ﺫَﻟِﻚَ ﺣَﺴَﻦٌ ﻣﺤﺼﻞ ﻟِﻠْﻐَﺮَﺽِ
“Apakah kedua tangan mayat diletakkan di atas dadanya -tangan kanan di atas tangan kirinya- atau dilepaskan keduanya di sisi tubuhnya? Tidak ada dalil khusus dalam masalah ini. Dua-duanya bagus, sudah sesuai tujuan (Mughni Al-Muhtaj 2/18)
Perhatikan penjelasan yang obyektif dari ulama terdahulu kita, tidak ada yang disalahkan. Hal ini beda dengan pendapat sebagian pendakwah salafi yang mengatakan bahwa tangan mayat sedekap tidak ada dalilnya. Padahal kedua tangan mayat dilepas pun juga tidak ada dalil secara khusus
Dalam hal ini kita tetap mengikuti ulama dan kiai kita sejak dulu, yakni tangan jenazah disedekapkan di dadanya. Dalam madzhab Hambali dijelaskan:
ﻗَﺎﻝَ اﺑْﻦُ ﻋَﻘِﻴﻞٍ: ﻻَ ﻳﻨﺒﻐﻲ اﻟْﺨُﺮُﻭﺝُ ﻣِﻦْ ﻋَﺎﺩَاﺕِ اﻟﻨَّﺎﺱِ ﻣُﺮَاﻋَﺎﺓً ﻟَﻬُﻢْ ﻭَﺗَﺄْﻟِﻴﻔًﺎ ﻟِﻘُﻠُﻮﺑِﻬِﻢْ، ﺇﻻَّ ﻓِﻲ اﻟْﺤَﺮَاﻡِ
Ibnu Aqil berkata: “Tidak dianjurkan meninggalkan kebiasaan masyarakat -untuk menjaga hubungan baik dengan mereka dan menentramkan hati mereka- kecuali dalam perbuatan yang haram” (Mathalib Uli an-Nuha 1/351)
Belum kita jumpai dalil yang mengharamkan meletakkan tangan dengan cara sedekap di atas dada jenazah. Jadi tetap boleh diamalkan.