Bosen nggak sih tiap tahun berdebat boleh atau tidaknya Valentine? Dan, kebanyakan, tetap bersikukuh dengan pendirian masing-masing, baik yang bilang Valentine Haram maupun yang membolehkan. Apalagi, adu argumen dan dalil teologis pun saling bersahut-sahutan seolah tiada habisnya. Ditambah, beredar banyak komentar tentang valentine atau hari kasih sayang bukanlah budaya dari Indonesia atau negeri timur lainnya.
Nah, di siang ini (14/2) ada tagar lucu-lucuan yang digerakkan oleh netizen di twitter dan cukup membuat kita tersenyum. Tagar itu bertuliskan #ValentineBukanBudayaKita. Apa itu? Mari kita simak beberapa komentar-komentar lucu ini:
Budaya kita adalah…. sob, dompetku ketinggalan. Bayarin dulu yak. Ntar aku ganti.
— Kokok Herdhianto Dirgantoro (@kokokdirgantoro) February 12, 2019
https://twitter.com/akashisedai/status/1095500640699084800
#valentinebukanbudayakita, budaya kita itu adalah nikah muda ga pake perencanaan finansial terus kalau miskin dan anaknya sakit nyalahin pemerintah.
— hanyur (@menghanyurkan) February 13, 2019
#valentinebukanbudayakita, budaya kita itu adalah nikah muda ga pake perencanaan finansial terus kalau miskin dan anaknya sakit nyalahin pemerintah.
Tagar #ValentineBukanBudayaKita ini sebenarnya pun tampaknya bermula dari dengungan dan komenter yang kembali ramai di media sosial menjelang tanggal 14 Februari. Yakni riuhnya perihal cokelat sebagai simbol kemaksiatan dan bagian lekat dari perayaan Valentine. Padahal, berita yang banyak dikutip dari Liputan6 tersebut, terjadi hampir dua tahun lalu.
“Cokelat dianggap sebagai simbol kasih sayang, padahal indentik dengan kemaksiatan,” kata Wendi, koordinator aksi yang terjadi di Bogor 2017 lalu.
Hal itu, belum lagi bumbu-bumbu agama yang kerap dipakai untuk pembenaran ketidakbolehan menggamit keduanya: cokelat dan Valentine. Lalu, apakah keduanya berhubungan? Tentu saja tidak secara langsung. Apalagi, biasanya, kampanye ini dikaitkan dengan moralitas, seks bebas dan hal-hal buruk lainnya.
Hal ini, tentu saja, membuat banyak netizen menjadikannya bahan lucu-lucuan. Apalagi, cokelat bukanlah agama yang bisa mengandung kemaksiatan, bukan? Simak saja seperti cuitan di bawah ini:
https://twitter.com/IndriopXx/status/1095497460913303552
Komentar-komentar lucu-lucuan dari netizen ini tampaknya menjadikan polemik valentine tahun ini bisa jadi tidak akan seramai tahun-tahun sebelumnya. Jika dulu banyak orang berurat nadi dan beradu argumen dengan serius, maka humor dan lucu-lucuan seperti ini bisa jadi akan sedikit meredakan ketegangan. Ketegangan yang terjadi tiap tahun. Apalagi, di musim politik menjelang Pilpres yang tinggal menghitung hari ini, ditambah agama seolah menjadi bensin untuk segala hal.
Budaya kita adl ngenyek teman yg beli rumah dgn KPR dgn alasan terjerat riba. Dia sendiri tinggal dan beranak pinak di rumah orangtua/mertua.
— Kokok Herdhianto Dirgantoro (@kokokdirgantoro) February 13, 2019
Jadi, bagaimana menurutmu? Valentine itu haram-halal, atau sudah capek melihat perdebatan ini? Maka, mari bersama menyambut dan meramaikan #ValentineBukanBudayaKita