Jihad sejatinya perintah Allah swt yang tertuang dalam kitab suci Al-Qur’an. Eksistensi ayat jihad dalam al-Qur’an membuat Rasulullah dan para sahabat mengangkat senjata, berperang, mempertahankan diri dari serangan musuh-musuh Islam. Namun itu dulu, saat musuh-musuh Islam menyerang dengan peperangan.
Menariknya, sekalipun peperangan mengorbankan banyak hal: harta, ayah, anak, sanak saudara, Rasulullah saw malah menyatakan bahwa jihad terbesar bukan perang. Jihad terbesar adalah jihad melawan hawa nafsu. Belakangan muncul pula berbagai penafsiran terkait ayat Jihad, penafsiran-penafsiran berdasar konteks zaman para mufassir yang menafsirkan jihad tidak lagi berarti perang.
Meskipun begitu, banyak pula yang masih mengartikan jihad dengan berperang, mengangkat senjata. Fakta-fakta gerakan jihadis dan radikal yang masih marak, menunjukkan pehaman ayat jihad dengan senjata tetap tumbuh subur. Suburnya pehaman tersebut dipupuk juga dengan pernyataan dan berbagai kitab, tulisan para intelektual muslim. Dimana, kaum jihadis banyak terinspirasi dan merujuk kitab karangan para intelektual muslim.
Kitab-kitab yang menginsipirasi kaum jihadis itulah yang kemudian ditelaah dan dijadikan sebuah buku, dengan judul “ Inspirasi Jihad Kaum Jihadis: Telaah Atas Kitab-Kitab Jihad”, oleh Rumah Kitab (Rumah Kita Bersama). Buku setebal 456 halaman ini merupakan kumpulan tulisan dari banyak penulis yang melakukan penelitian terhadap kitab-kitab beraroma jihadis. Tidak tanggung-tanggung, penulis sekaliber Ulil Abshar Abdalla dan Mukti Ali pun turut ambil bagian. Ada juga peneliti kajian-kajian keislaman ataupun timur tengah, yang memberikan sumbangsih terwujudnya buku ini.
Total ada 10 buku yang ditelaah, delapan buku merupakan karangan para intelektual muslim timur tengah, duanya lagi karangan tokoh Indonesia yang dekat dengan gerakan-gerakan jihadis tanah air. Mulai dari Majmū Fatāwā Li Syaikh Al- Islām Ahmad Ibn Taymīyyah karangan Ibn Taymīyyah , Kitāb Al- Tawhīd Alladzīy Huwa Haqq Li Allāh `Alā Al- `abid, karangan Muhammad Ibn Abdil Wahab, Al- Jihād Fī sabīlillaāh, karangan Abu al- A`la al- Maududi, Majmū`ah Al- Rasā`il Li Al- Imām Al- Syahīd Hasan Al- Bannā, karangan Hasan al- Banna, Ma`ālim Fī Al- Tharīq, karangan Sayyid Qutb, Majmū Fatāwā Wa Maqālāt Mutanawwi`ah, karangan Abdullah Ibn Baz, Al- Tarbiyah Al- Jihādīyyah Wa Al- Binā, karangan Abdullah Azzam, Millah Ibrāhīm , karangan Abu Muhammad Isham al- Maqdisi, hingga Tadzkiroh, karangan Abu Bakar Ba`asyir dan Seri Materi tauhid: For The Greatest Happiness, karangan Aman Abdurrahman.
Kitab-kitab milik para intelektual muslim tersebut telah didiskusikan. Sebelum memulai pembahasan kitab, pada lembar pertama bab disuguhkan keterangan diskusi yang disusun secara ringkas, jelas, dan padat. Keterangan mencakup waktu, tempat, tema, pembicara dan kitab yang dikaji. Hal ini menguatkan kebenaran telah didiskusikannya kitab-kitab tersebut.
Buku ini tidak melulu berisi kajian terhadap kitab-kitab para intelektual muslim. Di awal-awal bab, dijelaskan bagaimana titik awal kaum jihadis di Indonesia. Cukup komprehensif, karena dijelaskan fase per fase. Realitas aliran jihadis di Indonesia pada era modern tidak luput dari penjelasan. Bahkan publikasi-publikasi kaum jihadis Indonesia dijelaskan pula, baik buku maupun situs-situs yang menerbitkan tulisan-tulisan jihad.
Penjelasan dan susunan bab demi bab terusun rapi dan mengalir. 10 tokoh yang dibagi ke dalam bab-bab buku ini dikomposisikan saling terkait antar satu dan yang lainnya. Demikian, membaca buku ini memberikan pengetahuan yang sistematis terkait tokoh dan kitab yang menjadi rujukan kaum jihadis. Sehingga cocok menjadi rujukan para akademisi yang ingin mengkaji jihad.
Kemudian, nilai lebih buku ini adalah sorotan utamanya untuk melakukan penjelasan mengenai jihad. Seperti yang disampaikan Prof. Dr. Greg Fealy, bahwa nada (tone) dari buku ini tidak emosional, netral dan kritis. Perhatian utama dari buku ini adalah memberikan penjelasan terkait kaum jihadis, bukan memberi penilaian.
Pada intinya, setelah membaca buku ini, dapat disimpulkan bahwa gerakan-gerakan jihad, didasarkan kepada pembacaan literal terhadap teks-teks agama. Sehingga pemahaman yang didapatkan pemahaman yang tidak meluas, pandangan sempit. Pandangan sempit itulah yang teraktualisasi ke dalam tindakan-tindakan radikal.
Demikian, buku ini adalah buku penting yang layak untuk dibaca dan dikoleksi. Jarang-jarang sebuah buku tentang jihad secara komprehensif tertulis menggunakan bahasa Indonesia. Padahal menjelaskan satu kitab saja lumayan sulit, tetapi buku ini berhasil menyajikan telaahan terhadap 10 kitab jihadis dalam satu buku saja.
Judul: Inspirasi Jihad Kaum Jihadis: Telaah Atas Kitab-Kitab Jihad
Penulis atau Pengarang: Roland Gunawan dan Lies Marcoes-Natsir (Ed)
Nama Penerbit: Rumah Kitab
Cetakan dan Tahun Terbit: Cetakan I, 2017
Jumlah Halaman: 456