Kehidupan yang multikultural membuat kita sering berinteraksi dengan orang-orang yang secara suku dan agama berbeda. Tidak dapat dipungkiri, bahwa dalam interaksi tersebut kita membutuhkan banyak bahan agar interaksi kita tidak membosankan.
Biasanya, ketika kita berteman dengan non-muslim kita tidak akan lepas dari hal saling memberi. Termasuk saling memberi doa.
Ketika mereka akan melalui sesuatu yang sangat penting, seperti interview, atau hal-hal lain yang berkaitan dengan kesuksesan mereka, mereka biasanya tidak akan pernah lupa untuk meminta doa kepada teman-temannya, termasuk teman yang berbeda agama.
“Doakan saya ya, besok saya interview.” Atau “Minta doanya dong, besok mau promosi jabatan nih” adalah sekelumit kecil kalimat ‘minta doa’ yang disampaikan teman-teman kita, tak terkecuali teman kita yang berbeda agama. Bagi orang-orang yang berteman dengan orang-orang yang berbeda agama, tidak akan terlepas dari hal-hal seperti ini.
Lalu, apakah mendoakan teman kita yang non-muslim agar sejahtera dan dilimpahi banyak rezeki diperbolehkan?
Dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 126 Nabi Ibrahim As. pernah berdoa untuk keberkahan negerinya. Dalam doa tersebut Nabi Ibrahim meminta kepada Allah agar negerinya dijadikan negeri yang aman sentosa serta dilimpahi rezeki buah-buahan yang berlimpah ruah.
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
“Tatkala Ibrahim berdoa: Wahai Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, serta limpahilah rizki berupa buah-buahan bagi para penduduknya yang beriman kepada Allah dan hari Akhir.”
Sayangnya, doa Nabi Ibrahim untuk negerinya tersebut ia khususkan kepada orang-orang yang beriman saja. Dalam kalimat terakhir doa tersebut, Nabi Ibrahim jelas menunjukkan bahwa doa tersebut hanya ia khususkan kepada orang-orang yang beriman saja.
Menurut Quraisy Sihab, doa Nabi Ibrahim di atas kemudian diperingatkan oleh Allah Swt melalui ayat selanjutnya. “Dan kepada orang kafir pun aku beri kesenangan sementara di dunia”.
Allah menegur Ibrahim karena Allah memiliki sifat rahman yang menyeluruh. Tak terkecuali orang-orang non-muslim serta sifat Rahman Allah menyentuh seluruh makhluk, baik muslim atau pun non-muslim.
Rasulullah Saw pernah bersabda. “Seandainya dunia bernilai di sisi Allah, niscaya dia tidak akan memberikan setetes air kepada orang yang kafir.”
Hal ini menunjukkan bahwa Allah tidak membeda-bedakan semua ciptaanya dalam urusan dunia. Sehingga Allah menegur Nabi Ibrahim karena mengkhususkan dunia kepada orang yang beriman saja.
Rasulullah juga pernah membalas doa seorang Yahudi “Jammalakallâh (semoga Allah memperelok dirimu)”. Berkat doa ini, orang Yahudi tersebut tak memiliki uban satu pun hingga akhir hayatnya.
Imam an-Nawawi dalam kitab al-Adzkar menyebutkan bahwa diperbolehkan mendoakan non-muslim dengan doa-doa yang bersifat duniawi. Misalnya, doa kesehatan, banyak rezeki dan lain sebagainya.
Nah, kalau Allah saja memiliki sifat rahman yang diperuntukkan kepada semua makhluk termasuk non-muslim, masa kita sebagai hambanya yang masih jauh dari sempurna masih pilah-pilih dalam mendoakan?