Mungkin iya, tetapi mungkin juga tidak. Jika yang dimaksud adalah elektabilitas Jokowi di Banten, Jakarta, dan Jawa Barat, terlihat bahwa elektabilitas Jokowi memang belum beranjak signifikan. Tetapi jika pun wakil Jokowi bukan Ma’ruf Amin, apakah itu akan membantu menaikan eletabilitasnya di ketiga daerah tersebut?
Masaahnya, menurut saya, terletak pada salah paham mengenai Banten, Jakarta, dan Jawa Barat itu sendiri. Dikira ketiga daerah itu adalah daerah NU. Dianggap jika masyarakat setempat beribadah seperti NU, maka otomatis mereka adalah NU. Anggapan ini keliru.
Di Banten, Jakarta, dan Jawa Barat, pengaruh NU sebagai sebuah organisasi sesungguhnya tidak sebesar seperti sering dibayangkan. Bahkan dalam 2 dekade terakhir terdapat kecenderungan anti-NU yang mendalam. Di daerah ini anasir-anasir kekuatan Wahabi beroperasi secara intensif, sehingga NU ditempeli berbagai stigma dan prasangka.
Di sisi lain, para politisi anti-Jokowi jeli memanfaatkan situasi tersebut. Mereka membombardir masyarakat di Banten, Jakarta, dan Jawa Barat dengan berbagai macam informasi palsu. Sejak 2014 Jokowi diberi label anti-Islam. Label ini masih tertancap dalam pikiran.
Meski demikian, perjalanan menuju Pemilu 2019 masih berbentang. Dalam waktu yang masih tersisa Jokowi dan Ma’ruf Amin harus mengubah strategi mereka. Asumsi-asumsi lama mengenai masyarakat Banten, Jakarta, dan Jawa Barat sebaikanya ditinggalkan, lalu ganti dengan gambaran yang lebih mendekati kenyataan. Dari sini strategi baru bisa dirumuskan.