Kuliah Subuh di Masjid Manarul Ilmi ITS Surabaya pagi ini sampai pada hadis Sahih Bukhari no 23 tentang keterpautan iman yang tidak sama pada masing-masing orang. Imam Bukhari menampilkan hadis berikut:
عن أبي ﺳﻌﻴﺪ اﻟﺨﺪﺭﻱ، ﻳﻘﻮﻝ: ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: «ﺑﻴﻨﺎ ﺃﻧﺎ ﻧﺎﺋﻢ، ﺭﺃﻳﺖ اﻟﻨﺎﺱ ﻳﻌﺮﺿﻮﻥ ﻋﻠﻲ ﻭﻋﻠﻴﻬﻢ ﻗﻤﺺ، ﻣﻨﻬﺎ ﻣﺎ ﻳﺒﻠﻎ اﻟﺜﺪﻱ، ﻭﻣﻨﻬﺎ ﻣﺎ ﺩﻭﻥ ﺫﻟﻚ، ﻭﻋﺮﺽ ﻋﻠﻲ ﻋﻤﺮ ﺑﻦ اﻟﺨﻄﺎﺏ ﻭﻋﻠﻴﻪ ﻗﻤﻴﺺ ﻳﺠﺮﻩ». ﻗﺎﻟﻮا: ﻓﻤﺎ ﺃﻭﻟﺖ ﺫﻟﻚ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ؟ ﻗﺎﻝ: اﻟﺪﻳﻦ
Dari Abu Sa’id Al Khudri bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Ketika saya tidur saya mimpi para Sahabat diperlihatkan kepada saya. Mereka memakai gamis. Ada yang gamisnya sampai dada dan ada yang kurang. Diperlihatkan juga kepada saya Umar bin Khattab. Ia memakai gamis (panjang) yang ia seret.” Sahabat bertanya: “Apa penafsiranmu wahai Rasulullah?” Nabi bersabda: “Karena agamanya” (HR Bukhari)
Apa maksud gamis panjang sampai menjulur ke tanah? Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata:
ﻭاﺗﻔﻖ ﺃﻫﻞ اﻟﺘﻌﺒﻴﺮ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ اﻟﻘﻤﻴﺺ ﻳﻌﺒﺮ ﺑﺎﻟﺪﻳﻦ ﻭﺃﻥ ﻃﻮﻟﻪ ﻳﺪﻝ ﻋﻠﻰ ﺑﻘﺎء ﺁﺛﺎﺭ ﺻﺎﺣﺒﻪ ﻣﻦ ﺑﻌﺪﻩ
Ahli penafsir mimpi sepakat bahwa gamis diartikan sebagai agama. Dan panjangnya gamis menunjukkan kekalnya peninggalan orang tersebut setelah ia meninggal (Fathul Bari12/396)
Ternyata betul, nama Sayidina Umar termasuk nama sahabat yang namanya tetap ‘hidup’ sampai kapanpun. Sebab di samping beliau kuat komitmen agamanya, beliau juga banyak menghasilkan ijtihad dalam Islam. Seperti penetapan Tarawih 20 rakaat, penetapan kalender Hijriyah dan sebagainya, termasuk penetapan gelar baru. Apa gelar barunya?
وأخرج ابن عساكر عن معاوية بن قرة قال: كان يكتب: من أبي بكر خليفة رسول الله صلى الله عليه وسلم، فلما كان عمر بن الخطاب أرادوا أن يقولوا: خليفة خليفة رسول الله
Ibnu Asakir meriwayatkan dari Muawiyah bin Qarrah bahwa: Dahulu Abu Bakar ditulis sebagai ‘Pengganti (Khalifah) Rasulullah’. Ketika Umar menggantikan, mereka hendak menyebutkan ‘Penggantinya Pengganti Rasulullah’
قال عمر: هذا يطول، قالوا: لا، ولكنا أمرناك علينا، فأنت أميرنا، قال: نعم، أنتم المؤمنون وأنا أميركم فكتب: أمير المؤمنين
Umar berkata: “Ini panjang”. Mereka berkata: “Tidak. Kami menjadikan engkau Amir (pemimpin) kami”. Umar berkata: “Ya, kalian adalah orang-orang yang beriman. Dan aku adalah Amir kalian”. Maka ditulislah Amirul Mukminin (Tarikh Al-Khulafa’).