Umat Muslim di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, dengan gembira menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan dan melaksanakan ibadah puasa. Bulan Ramadhan dianggap sebagai waktu yang sangat dinantikan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Selain menjadi kesempatan untuk meningkatkan amal ibadah, Bulan Ramadhan juga dianggap sebagai momen yang tepat untuk memberikan perhatian kepada pemeliharaan lingkungan dan kelestarian alam.
Menurut informasi yang dihimpun dari situs web Majelis Ulama Indonesia (MUI), Bulan Ramadhan dipandang sebagai waktu yang tepat untuk mengoptimalkan perbuatan baik tidak hanya kepada Sang Pencipta, tetapi juga kepada sesama manusia dan alam semesta.
Perbuatan baik kepada alam semesta dapat berupa berbagai tindakan yang ramah lingkungan. Dalam kaitannya dengan ibadah puasa, upaya untuk menjaga alam semesta disebut sebagai gerakan Ramadhan hijau atau green Ramadhan.
Green Ramadhan sendiri adalah sebuah kampanye yang bertujuan untuk mengajak umat Muslim agar turut serta dalam upaya pemeliharaan lingkungan dan kelestarian alam dengan cara mengurangi sampah dan menggunakan sumber daya secara bertanggung jawab.
Saat Bulan Ramadhan, konsumsi masyarakat umumnya meningkat. Peningkatan konsumsi ini, jika tidak diiringi dengan sikap bertanggung jawab, dapat mengakibatkan peningkatan jumlah sampah.
Menurut data yang disajikan oleh Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK), volume sampah selama Bulan Ramadhan biasanya meningkat sekitar 20 persen. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh sisa makanan dan kemasan.
Oleh karena itu, pentingnya menerapkan green Ramadhan adalah agar kita semua turut bertanggung jawab terhadap dampak dari peningkatan konsumsi selama Bulan Suci. Praktik-praktik yang dianjurkan dalam green Ramadhan diharapkan tidak hanya dilakukan selama Bulan Ramadhan saja, melainkan juga dijadikan sebagai kebiasaan sepanjang tahun atau bahkan ditingkatkan.
Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk menerapkan green Ramadhan, termasuk ketika membeli takjil untuk berbuka puasa. Berikut adalah beberapa contohnya:
Bikin List Kebutuhan dan Hindari Pemborosan
Sebelum pergi berburu takjil atau makanan untuk berbuka puasa, ada baiknya kita membuat daftar makanan atau minuman yang diperlukan. Perencanaan ini membantu Anda membeli makanan atau minuman yang memang benar-benar diperlukan sehingga menghindari pembelian impulsif yang dapat menyebabkan pemborosan.
Selain membuat daftar, pertimbangkan juga untuk memperkirakan porsi makanan yang akan dikonsumsi oleh keluarga atau teman-teman Anda. Dengan demikian, Anda dapat menghindari membeli terlalu banyak makanan yang tidak akan habis dan kemudian terbuang sia-sia.
Mitigasi Jika Takjil Tidak Habis
Setelah membeli takjil atau makanan dan minuman untuk berbuka puasa, penting untuk memastikan bahwa makanan tersebut dikonsumsi secara penuh dan tidak terbuang sia-sia.
Bagi makanan yang tidak habis, pertimbangkan untuk menyimpannya dengan baik untuk dikonsumsi kembali pada waktu berikutnya atau bagi kepada mereka yang membutuhkan.
Bawa Tas Belanja Sendiri
Sebelum berangkat, pastikan Anda membawa tas belanja kain atau tas belanja lainnya yang dapat digunakan berulang kali. Dengan membawa tas sendiri, Anda dapat menolak kantong plastik sekali pakai yang biasanya disediakan oleh penjual. Hal ini dapat membantu mengurangi jumlah sampah plastik yang dihasilkan.
Kurangi Penggunaan Wadah Sekali Pakai
Saat membeli minuman untuk berbuka puasa di luar, pertimbangkan untuk membawa wadah minum pribadi, seperti botol air minum yang dapat diisi ulang. Dengan cara ini, Anda dapat menghindari penggunaan gelas plastik sekali pakai atau botol air minum plastik yang biasanya ditawarkan oleh penjual. Praktik ini membantu mengurangi limbah plastik.