Tak hanya sebagai hiburan, seni musik di era keemasan Islam berkembang begitu pesat. Pada masa itu Ilmuwan islam, sebut saja Alkindi, telah menggunakan musik sebagai alternatif pengobatan, yang di era modern saat ini sering disebut sebagai terapi musik.
Sejarah mencatat Alkindi hidup sekitar tahun 185-265 H/801–873 M. Ia hidup di era kejayaan Islam Bagdhad saat kekhalifahan dikendalikan oleh Dinasti Abbasiyah. Dalam literasi islam klasik, namanya mungkin lebih dikenal sebagai ahli kedokteran yang diangkat menjadi guru dan tabib kerajaan Khalifah, juga sebagai ilmuwan Islam yang ahli ilmu filsafat atau juga seorang ahli astronomi ternama.
Tapi, tak banyak literatur menyebutkannya bahwa ia juga seorang musisi Islam terkenal pada masanya. Ia adalah seorang jenius dalam memainkan kecapi, al-Kindi orang pertama yang membuat sebuah catatan yang menerangkan tentang cara pembuatan alat musik kecapi dengan pengukuran yang sangat akurat.
Ia juga menciptakan cord nada musik yang dimainkannya. Mungkin salah satu peninggalan al-kindi yang paling penting dalam ilmu musi adalah ia orang pertama yang menciptakan melodi musik menggunakan huruf alfabet.
Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Zaskariya Yusuf, pentahqiq kitab Alkindi yang berjudul Risalah Fi al-Luhun wa al-Naghmi. Dalam kitab tersebutlah, Al-Kindi menerangkan tentang komposisi kecapi, melodi dan acord, serta cara memainkan kecapi dengan sangat detail.
Tidak hanya sampai disana, berkat kepandaian dan kemampuan Alkindi dalam bidang kedokteran dan musik, ia pun mampu menemukan adanya nilai-nilai pengobatan pada musik. R Sound menyebutkan dalam tulisannya yang berjudul “The Arab Contribution to the Music of the Western World” bahwa sejak abad ke-9 M, Al-Kindi telah menjadikan musik sebagai alat terapi kesehatan.
Waktu itu, ia mencoba menyembuhkan seorang anak yang mengalami lumpuh total lewat terapi musik. “Ia adalah Filsuf Islam pertama yang menjadikan musik untuk terapi kesehatan,” katanya.
Al-Kindi juga merupakan satu-satunya Ilmuwan yang menunjukkan dan menjelaskan, salah satunya dalam bukunya Risalah Fi al-Luhun wa al-Naghmi, mengenai hubungan antara astronomi dan musik yang menurutnya dapat diketahui melalui hubungan antara senar kecapi dan sebab-sebab perbintangan. “Inilah yang membedakan dia dari ilmuwan lain pada masanya dan waktu berikutnya, seperti al-Farabi dan Ibnu Sina dan Saifuddin Al-armawi,” jelas Guettat Mahmoud dalam tulisannya yang berjudul “La Musique classique du Maghreb. []
Neneng Maghfiroh, Redaktur Bincang Syariah.Com dan Peneliti di el-Bukhari Institute