INFID Ajakin Orang Muda Ngobrolin Kebebasan Beragama di Kafe

INFID Ajakin Orang Muda Ngobrolin Kebebasan Beragama di Kafe

INFID Ajakin Orang Muda Ngobrolin Kebebasan Beragama di Kafe

ISLAMI.CO –  International NGO Forum on Indonesia Development (Infid) menggelar diskusi bertemakan “Wrap Up Kebebasan Beragama 2024, Era Prabowo Gibran Gimana Nih?” di kafe Outlier, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten pada Jumat (6/12/2024). Infid mengajak anak-anak muda untuk melihat bagaimana kebebasan beragama di era pemerintahan Joko Widodo dan meraba kebebasan beragama di era Prabowo Gibran.

Ketua PBNU sekaligus pengasuh Pesantren Taswirul Afkar, Klaten, Jawa Tengah menyebut isu-isu kebebasan beragama hari ini menjadi sangat relevan untuk kita bersama.

“Temanya saya kira sangat relevan untuk kita ikuti karena ini pemerintahan baru, dan kita semua orang-orang yang biasa berkumpul di sini, punya konsen dengan kebebasan beragama di Indonesia ini masa depannya akan seperti apa,” ujarnya.

Ia melanjutkan, setelah puluhan tahun bangsa Indonesia mengecap kemerdekaan dan mengalami reformasi, tetapi faktanya kebebasan beragama di Indonesia masih menjadi ancaman. Hari ini masih, kita jumpai hambatan-hambatan agama lain untuk menjalankan ibadahnya.

“Padahal itu adalah hak yang dijamin oleh konstitusi, bahwa siapa pun yang hidup di Indonesia ini dihargai dan dihormati dan dijamin hak-haknya untuk melaksanakan ibadah sesuai keyakinannya masing-masing,” ujarnya

“Ironisnya, dibanyak tempat kita masih mengalami kelompok-kelompok agama dan keyakinan itu masih dihambat untuk menjalan ibadah atau keyakinannya,” tegas Savic Ali.

Baca juga: Presiden Prabowo Diminta Jamin dan Lindungi Jalsah Salanah Jemaat Ahmadiyah 2024

Savic melihat, ada pola yang berbeda terkait kebebasan beragama yang terjadi saat ini dan era sebelum reformasi.
Menurutnya, dulu pelanggaran kebebasan beragama itu dilakukan oleh negara tetapi sekarang itu dilakukan oleh sesama warga sipil.

“Kita tahu dulu pelanggaran itu dilakukan oleh negara lewat berbagai kebijakan yang tidak menjamin hak-hak kebebasan beragama, akan tetapi belakangan kita menyaksikan kita sesama warga juga seringali menghambat atau mengambil hak-hak komunitas lain untuk menjalankan ibadahnya,” terangnya.

Diskusi dalam toko ini diisi oleh Usman Hamid direktur eksekutif Amnesty Internasional Indonesia, Syafira Khairani Infid dan moderatori oleh Qurota A’yuni dari Islami.co. Hadir dalam acara tersebut beberapa komunitas, mahasiswa dan para akademisi lainnya.